BAB III
Kompetensi
Dasar:
10.1
Menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas dan keunggulan tokoh
serta alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai.
10.2
Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun.
14.1
Menanggapi cara pembacaan cerpen
14.2
Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek) dengan realita sosial.
A. Menceritakan Tokoh Idola
Menceritakan
tokoh idola adalah membeberkan kehidupan seorang tokoh yang sangat diidolakan
dan dianggap mempunyai kelebihan dalam suatu bidang. Saat menceritakan tokoh
idola biasanya kamu akan mengungkapkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki tokoh,
perilaku, ajaran-ajaran, dan kehidupan pribadinya. Tidak lupa juga, ketika
menceritakan tokoh idola perlu memperhatikan pilihan kata yang sesuai, kalimat
yang efektif, lafal serta suara jelas, intonasi yang tepat, kelancaran, dan
jeda dalam pengucapan.
Berikut ini
urutan dalam menceritakan tokoh idola:
a.
Menyampaikan
identitas tokoh
(Nama, tempat dan tanggal lahir, nama
orang tua, perjalanan hidup, hingga meninggal dunia)
b.
Menyampaikan
keunggulan-keunggulan, seperti prestasi, penghargaan, keistimewaan lainnya
serta sifat-sifat yang diteladani.
c.
Menyampaikan
alasan mengapa tokoh tersebut pantas diidolakan.
Contoh 1:
Ayah adalah tokoh idolaku. Beliau lahir
pada tanggal 21 April 1965. Ayah seorang yang berpendirian keras, namun hatinya
lembut. Perawakannya cukup tinggi, berkulit sawo matang, dan wajahnya tampan.
Alasanku mengidolakannnya adalah karena beliau selalu bersikap baik kepada
siapa pun termasuk anaknya.
Sebagai pria Sulawesi Selatan, sejak
kecil beliau sudah ditempat untuk menjadi pemberani, pemecah masalah, dan kuat.
Apalagi beliau adalah satu-satunya anak lelaki di keluarganya.
Setamat SMA, Ayahku memutuskan untuk
merantau ke Jakarta ....
Contoh 2:
Indrojoyo Kusumonegoro
Indrojoyo Kusumonegoro atau yang biasa disebut dengan
nama Indro yang lahir di Purbalingga, 8 Mei 1958 adalah seorang komedian legendaris
di Indonesia. Ia adalah seorang aktor dan anggota dari grup lawak “Warkop DKI”
yang terkenal di Indonesia pada tahun 1980-1990. Ia pernah menjabat
sebagai ketua perkumpulan motor di Indonesia, ia juga pernah mendirikan
perkumpulan artis dan pelawak indonesia dan menjadi ketuanya.
Indrojoyo Kusumonegoro yang merupakan pria berusia
lima puluh empat tahun ini merupakan sosok yang tegar. Meskipun ia telah
kehilangan kedua pasangan kerjanya, ia tetap melakoni profesinya dengan
sungguh-sungguh. Indro yang merupakan salah satu anggota dari grup lawak
terkenal, telah kehilangan pasangan kerjanya yaitu Kasino Hadiwibowo pada tahun
1997 dan Wahyu Sardono pada tahun 2001.
Ia pernah berkuliah di Universitas Indonesia dan
mendirikan sebuah stasiun radio bersama teman-temannya dan diberi nama
“Prambors”. Indro bersama teman-temannya telah menyiarkan banyak acara
seperti “Warkop” yang akhirnya terkenal dan dijadikan nama untuk grup
lawak mereka. Indro adalah sosok penting dalam grup lawak tersebut, karena Indro
merupakan sosok yang kreatif dan banyak memunculkan ide-ide cemerlang dalam
penggarapan film-film mereka.
Setelah berhenti cukup lama dalam dunia perfilman
akhirnya Indro muncul lagi dalam film “Mestakung”. Sebelum ia ditinggal oleh
kedua pasangan kerjanya ia telah mengularkan banyak film antara lain: Mana
Tahan (1979), Untukmu Indonesiaku (1980), Setan Kredit (1982), CHIPS (Cara
Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial) (1982), Itu Bisa Diatur (1984),
Kesempatan Dalam Kesempitan (1985), Sama Juga Bohong (1986), Mana Bisa Tahan
(1990), dan masih banyak lagi karya yang telah mereka buat.
Aktivitasnya sekarang adalah mengurus dan berkumpul
bersama teman-temannya di perkumpulan motor dan juga perkumpulan artis dan
komedian Indonesia. Selain itu ia juga menjadi juri dalan ajang pecarian
bakat-bakat komedian baru di Indonesia pada salah satu stasiun televisi. Ia
selalu menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan tawa.
Saya mengidolakan Indrojoyo Kusumonegoro karena
sifatnya yang tegar, kreatif, inspiratif, selalu semangat dan menjalani hidup
dengan gembira. Karena saya percaya bahwa bila kita menjalani hidup dengan
gembira kita akan memiliki umur yang panjang.
Latihan
1
Lakukanlah
sesuai petunjuk!
1.
Berkelompoklah
bersama temanmu sebanyak 4-5 orang.
2.
Diskusikanlah
salah satu tokoh idola yang disukai.
3.
Carilah
informasi sebanyak-banyaknya tentang tokoh idola tersebut dari berbagai sumber
termasuk internet.
4.
Catatlah
informasi-informasi yang penting meliputi identitas dan keunggulan-keunggulan.
5.
Ceritakanlah
secara naratif tokoh idola kalian dengan memperhatikan urutan penceritaan.
6.
Gunakan
bahasa yang mudah dipahami.
7.
Ceritakanlah
secara lisan di depan kelompok yang lain dan berikanlah tanggapan.
Latihan 2
SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA
Nama
lengkapnya Sutan Takdir Alisjahbana.Tetapi ia lebih dikenal sebagai STA,yang
merupakan singkatan dari namanya.Ia adalah seorang cendekiawan,budayawan,dan
sastrawan terkenal.Karya satranya yang sangat terkenal adalah ; Tak Putus
Dirundung Malang, Dian yang Tak Kunjung Padam, Layar Terkembang, Kalah dan
Menang, Tebaran Mega, Perempuan di Persimpangan Jalan .dll.
Pada
tahun 1993, Ia mendirikan majalah Poejangga Baroe bersama beberapa
kawannya.Tahun 1930 sampai tahun 1942, Ia menjabat sebagai redaktur Balai
Pustaka.Pada saat itu,terjadi polemik antara Sutan Takdir Alisjahbana dengan
sejumlah tokoh seperti Ki Hajar Dewantara dan dr.Soetomo.Polemik ini,kemudian
dikenal sebagai polemik kebudayaan.
STA
sangat dikenal di dunia internasional.Ia menjadi anggota beberapa organisasi
ilmiah tingkat internasional.Ia bahkan pernah mengajar di beberapa perguruan
tinggi di Asia dan Amerika.
Sutan
Takdir Alisjahbana ,lahir di Natal Sumatra Utara tanggal 11 Februari
1908.Ayahnya bernama Raden Alisjahbana bergelar Sutan Amin.Pekerjaan ayahnya
seorang guru di Bengkulu.
STA
dikarunia sembilan orang anak.Analk-anaknya banyak yang mengikuti keberhasilan
bapaknya.Salah satu anaknya ,Prof.Dr.Ing.Iskandar Alisjahbana,pernah menjabat
sebagai rektor Institut Tekhnologi Bandung.
Atas
peran sertanya dalam bidang kebudayaan ,pemerintah Republik Indonesia
menganugerahi Satya Lencana Kebudayaan kepada Sutan Takdir Alisjahbana.
Tentukan
bagian-bagian cerita pada tokoh idola di atas yang merupakan :
1. Identitas tokoh
2. Pengalaman pendidikan atau pekerjaan tokoh
3. Kelebihan – kelebihan lain yang dimilki tokoh.
B. Bertelepon
Bertelepon
adalah salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam bertelepon:
1.
Pemilihan
kalimat dan bahasa dalam bertelepon
a.
Kalimat
dalam bertelepon
Kalimat efektif (singkat, jelas, dan
tepat)
Singkat = hemat kosakata; jelas= tidak
ambigu; tepat= seuai maksud tujuan.
Kalimat efektif memenuhi syarat:
1)
Secara
tepat mewakili gagasan atau perasaan pembicara.
2)
Menimbulkan
gagasan yang sama antara pembicara dengan pendengar.
Contoh kalimat tidak efektif:
“Ton, tolongs sampaikan agar Ruli
menemuiku seusai les tari sore nanti kepada Ruli ya”
Kalimat itu dapat dirubah:
“Ton, tolong sampaikan kepada Ruli agar menemuiku
seusai les tari sore nanti.”
b.
Bahasa
dalam bertelepon
Bahasa yang digunakan sebaiknya sopan,
baik, dan benar.
Contoh tidak sopan:
“Halo siapa di situ? Ma Awannya ada,
Pak?”
Kalimat itu dapat dirubah:
“Halo, Pak. Selamat sore! Saya Rini,
adik kelas Mas Wawan. Bolehkan saya bicara dengan Mas Wawan?”
2.
Tata
cara bertelepon
a.
Mengucapkan
salam saat mulai pembicaraan. Misal: Assalamualaikum.
b.
Menyebutkan
nama diri dan orang yang akan dicari.
c.
Menyebutkan
tujuan bertelepon.
d.
Melakukan
pembicara dengan sopan dan jelas.
e.
Jika
ternyata nomor yang dihubungi salah, sebaiknya mohon maaf salah sambung.
f.
Mengakhiri
dengan ucapan salam dan terima kasih.
Latihan 3
Diskusikanlah
contoh percakapan telepon berikut!
A.
Percakapan
A
Nisa :
(Mengangkat gagang telepon, lalu menekan nomor telepon. Terdengar bunyi tut
panjang dan suara halo) “Ya, halo selamat siang, Kak.”
Ani :
“Selamat siang.”
Nisa :
“Benarkan ini nomor 761126, rumah Ibu Rumanti? Ini dari Nisa, Siswa kelas VII
B.”
Ani :
“Benar, Nisa. Tetapi, mohon maaf Ibu sedang acara di luar. Ada yang bisa saya
bantu?”
Nisa :
“Oh, ya, Kak. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rumanti. Saya
menjuarai lomba menulis esai tingkat nasional berkat dukungan beliau.”
Ani :
“ Selamat, ya, Nisa. Saya akan menyampaikan kepada Ibu jika sudah pulang.”
Nisa :
“Terima kasih, Kak. Selamat siang.”
Ani :
“Selamat siang.”
B.
Percakapan
B
Bu Rama :
“Halo, selamat malam!”
Feby :
“Halo!”
Bu Rama :
“Ya, Ini siapa? Ada yang bisa saya bantu?”
Feby :
“Feby, Gini Bu, ada yang mo saya sampaikan kepada Rama!”
Bu Rama :
“Rama sedang pergi belanja. Ada apa ya Feby?”
Feby :
“ Saya mau menyampaikan kalau aku dan Rama terpilih menjadi duta lomba membaca
puisi Bu.”
Bu Rama :
“Wah, ya Nak semoga kalian menang. Saya akan sampaikan kepada Rama.”
Feby :
“Oke, dech kalau begitu Bu. Udah ya”
Bu Rama :”Ya,
Nak”
A.
Peragakan
percakapan bersama temanmu.
B.
Diskusikanlah,
1.
Mana
percakapan telepon yang sudah sesuai dengan tata cara? Berikanlah alasanmu!
2.
Adakah
kesalah penggunaan bahasa dalam percakapan di atas? Berikan penjelasan!
C.
Buatlah
sebuah percakapan telepon dengan temanmu sesuai ilustrasi!
Berlakulah sebagai ketua IPM. Kamu
menyuruh temanmu sebagai sekretaris untuk membuat undangan pelatihan menulis
puisi besok hari Senin pukul 13.00 WIB di aula. Undangan ditujukan kepada
seluruh pengurus IPM.
D.
Peragakanlah
percakapan di depan kelas.
C. Membaca cerpen
1.
Pengertian Cerpen
Cerpen
merupakan akronim dari cerita pendek, cerpen dapat didefinisikan sebagai cerita
fiksi yang menggambarkan peristiwa yang dialami oleh tokoh yang dapat dibaca
sekali duduk.
2.
Ciri-ciri cerpen
Cerpen
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Panjang cerita berkisar 3-10 halaman;
b.
Jumlah kata biasanya kurang dari 10.000 kata;
c.
Cerpen hanya mempunyai satu peristiwa saja;
d.
Konflik tidak mengubah nasib tokoh;
e.
Hanya mempunyai satu alur cerita saja;
f.
Perwatakan tokoh diceritakan secara singkat.
3.
Unsur Intrinsik cerpen
a.
Tema : Pokok cerita dalam teks cerita,
b.
Penokohan : Sifat dari tokoh yang dimainkan, seperti: pemarah, jujur dan
lainnya.
c.
Tokoh : Tokoh adalah
pelaku dalam cerita. Pelaku terdiri atas protogonis yaitu pelaku yang
memerankan sifat yang baik dan antaginis yaitu pelaku yang memerankan sifat
yang jahat. Watak tokoh adalah karakter yang dimiliki oleh setiap tokoh dalam
cerita.Watak tokoh dapat kita ketahui dari ucapan-ucapan tokoh dalam cerita,
tingkah laku / sikap serta pendapat-pendapat atau hasil pikiran tokoh.watak
tokoh itu seperti; pemberani, jujur , licik, pemalu, oftimistis, pesimistis,
sentimental, pemarah, bijaksana, dll.
d. Latar/Setting adalah tempat ,waktu dan
suasana dalam cerita.Ketiga unsure tersebut antara lain; Tempat terjadinya
cerita, waktu terjadinya cerita serta suasana atau keadaan dalam cerita.
e. Alur : peristiwa yang menjalin suatu
cerita. Alur dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: alur
maju, mundur dan campuran. Alur maju yaitu jalan cerita yang
memilki penceritaan secara berurutan. Alur mundur yaitu jalan cerita yang
memiliki penceritaan peristiwa yang telah lalu
f.
Amanat : Pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
g.
Majas : Gaya bahasa yang dipergunakan.
h.
Sudut pandang : Posisi pengarang dalam cerita.
Latihan 4
Bacalah
cerpen di bawah ini !
Sebatang Pohon Pisang
Mula-mula,
Pak Mangun dan Pak Banu tak begitu memerhatikan bahwa pohon pisang raja itu
tumbuh tepat di perbatasan kebun mereka.Baru ketika pohon itu telah
berbuah,timbullah perselisihan di antara mereka.
“ Pohon pisang itu tumbuh di
kebunku,” kata Pak banu.
“ Bagaimana bisa kau mengatakan
seperti itu. Lihatlah, bonggolnya saja terletak di kebunku. Jadi, dengan
sendirinya pohon ini milikku,” bantah Pak Mangun.
Demikianlah,
pertengkaran itu tak kunjung selesai. Sehari, tandan pisang itu menghadap ke
rumah Pak Banu. Sehari kemudian, tandan pisang itu telah berpindah menghadap ke
rumah Pak Mangun.Begitu terus setiap hari.
Untunglah
pertengkaran mereka hanya sebatas adu mulut. Tak pernah mereka berkelahi sampai
adu fisik. Jika mereka bertengkar, tetangga-tetangga selalu berhasil melerai
keduanya.Akhirnya, pisang raja itu telah masak.
Akan tetapi,
pisang itu hilang. Pak Banu menuduh Pak mangunlah yang telah mengambil pisang
itu. Sebaliknya Pak Mangun justru menuduh Pak Banulah yang diam-diam telah
mengambil pisang itu. Pertengkaran terjadi lagi. Kali ini, mereka melakukan
aksi tutup mulut. Mereka tidak saling tegur sapa.
Hari itu,
udara sangat panas. Kebetulan memang sedang musim kemarau. Orang-orang lebih
suka duduk-duduk di luar rumah, di bawah pohon yang rindang. Begitu juga halnya
dengan Pak Banu.
Siang itu,
Pak Banu duduk mencari angin di bawah pohon sawo di samping rumahnya.
Tiba-tiba, datanglah si Tatang, tetangganya. Si Tatang terkenal
sebagai anak yang usil di kampung itu. Si Tatang datang menemui Pak Banu dengan
membawa empat sisir pisang raja. Semuanya sudah masak.
“ Pak Banu,
ini pisang Bapak yang hilang itu. Sekarang sudah matang. Sayalah yang telah
memeramnya. Ini bagian Pak Banu yang dua sisir,” kata tatang
Pak Banu tertegun melihat perbuatan
anak itu.
“ Ini saya
masih membawa dua sisir lagi. Ini akan saya antarkan ke rumah Pak mangun.
Pisang ini bagian Pak Mangun,” lanjutnya,” Yang dua sisir lagi saya minta
sebagai upah memeramnya.”
Mendengar
hal itu, Pak Banu hanya tercengang. Tahulah ia sekarang, siapa yang telah memngambil
pisang raja itu. Akan tetapi, dua sisir pisang yang diberikan oleh Tatang itu
diterimanya juga. Sebelum Pak Banu sempat berkata apa-apa, Tatang telah keluar
dan berjalan menuju rumah Pak mangun.
Sumber : Cermat Berbahasa
Indonesia
Jawablah pertanyaan di bawah ini :
1. Sebutkan tokoh-tokoh dalam
cerpen di atas !
2. Tentukan watak
masing-masing tokoh dalam cerpen dan kutiplah bagian cerita yang menunjukkan
watak tersebut !
3. Sebutkan bentuk
penceritaan atau alur cerpen tersebut !
4. Sebutkan latar tempat
dan waktu pada cerpen di atas serta kutiplah bagian cerita yang menerangkan
latar tersebut !
5. Sebutkan nilai-nilai
yang terkandung dalam cerpen tersebut !
D.
Menanggapi cara pembacaan cerpen
Menanggapi cerpen
merupakan kegiatan membuat penilaian terhadap pembacaan cerpen yang dilakukan
oleh seorang / beberapa orang pembacanya.
Mendengarkan
cerpen termasuk kegiatan yang menarik apalagi cara pembacaannya tidak
membosankan dan enak diikuti. Ingat, membacakan cerpen berbeda dengan
membacakan untuk diri sendiri.
Hal
yang perlu diperhatikan:
a.
Kejelas\an lafal dan suara
b.
Penggunaan intonasi, penekanan, dan
jeda yang tepat.
c.
Ekspresi (gerak-gerik dan raut
wajah)
d.
Kelancaran dalam membaca
e.
Kemampuan dalam menghadirkan
imajinasi pendengar.
f.
Kemampuan dalam berekerasi untuk
membuat pendengar tertarik.
Contoh menanggapi pembacaan cerpen:
“Menurut
pendapat saya, pembacaan cerpen yang kamu lakukan kurang baik, alasannya kamu
kurang lentur memainkan gerakan badan atau mimik. Padahal cerpen tersebut dapat
diolah dengan gerakan badan yang banyak sehingga ekspresimu akan lebih
mengena.”
Latihan
5
1.
Bentuklah kelompok beranggotakan 5
anak.
2.
Carilah sebuah cerpen yang kalian
sukai.
3.
Pahamilah isi cerpen tersebut.
4.
Bagilah lima penggalan cerpen untuk
anggota kelompokmu. Masing-masing bertugas untuk memahami dan memaca penggalan
tersebut.
5.
Buatlah catatan kecil sebagai
alurnya.
6.
Bacakan cerpen tersebut di depan
kelas secara bergantian.
7.
Kelompok yang lain mengamati dan
menilai.
E.
Menjelaskan hubungan latar cerpen dengan realita sosial
masyarakat
Dalam pelajaran lalu telah
dijelaskan bahwa cerpen merupakan cerita pendek yang bersifat rekaan tetapi
logis ataumasuk akal. Supaya logis maka cerpen dibangun dari beberapa unsur
yaitu plot (alur), tokoh, suasana, latar (setting), sudutpandang, dan gaya
pengarang dalam bercerita.
Pada pelajaran kali ini, kalian akan
belajar tentang hubungan latar cerpen dan realitas sosial. Artinya, latar atau
setting itumerupakan gambaran keadaan sosial yang terjadi pada waktu itu.
Perhatikan contoh berikut ini!
Busku Sayang, Busku yang Malang
Bus
kota merupakan alat transportasi utama bagiku, sebab hanya itulah kendaraan
satu-satunya yang melewati sekolahku. Pagi itu, seperti biasa aku berjuang
setengah mati untuk berebut masuk ke dalamnya. Sudah bukan hal yangasing lagi
kalau masuk bus baju rapi, keluar bus jadi lecek. Kepalaku sudah biasa beradu
dengan benda lain, entah kaca jendela, besi pegangan, tas bawaan, atau
kepala orang lain
Dari
contoh tersebut dapat dicermati latar/setting adalah di bus kota pada pagi hari.
Suasana yang digambarkan cukup ramai. Latar /setting yang ada dikaitkan dengan
keadaan sosial pada waktu itu bahwa masyarakat kecil/masyarakat yang status ekonominya
kurang mampu lebih banyak menggunakan angkutan umum. Salah satu angkutan umum
itu adalah buskota. Ternyata naik bus kota memerlukan perjuangan tersendiri.Hal
itu merupakan gambaran sosial yang dihadapi oleh masyarakat kelas bawah.
Latihan 6
1.
Bacalah sebuah cerpen yang kalian
sukai
2.
Identifikasikanlah latar/ setting
meliputi latar tempat, waktu, dan suasana.
3.
Jelaskan hubungan latar dengan
realitas sosial.
F. KATA ULANG
( KATA REDUPLIKASI )
1. Pengertian Kata Ulang
Kata Ulang adalah kata yang telah mengalami proses pengulangan (
reduplikasi ).
2. Jenis-Jenis Kata
Ulang
Secara umum kata ulang terdiri atas empat jenis yaitu
:
a. Kata Ulang Utuh atau Murni (
Dwilingga )
Kata
ulang utuh atau murni ( Dwilingga ) adalah kata ulang yang bagian
perulangannya tidak mengalami perubahan atau utuh.
contoh :
a. Anak-anak sedang bermain di
lapangan.
b. Buku-buku itu tertata rapi di atas meja.
b. Kata Ulang Sebagian ( Dwipurwa )
Kata
ulang sebagian ( Dwipurwa ) adalah kata ulang yang bagian perulangannya
diulang sebagian dari kata yang diulang.
contoh :
a.Adik sedang bermain –
main di halaman.
b.Orang tua itu sedang
mengorek – ngorek tong sampah.
Menurut
Tata Bahasa tradisional, contoh kata ulang sebagian seperti; lelaki, leluhur,
pepatah , tetangga, pepohonan ,dll.
c. Kata Ulang Berubah Bunyi ( Dwilingga
Salin Suara )
Kata
ulang berubah bunyi ( Dwilingga Salin Suara ) adalah Kata ulang yang bagian
perulangannya mengalami perubahan baik vokal maupun konsonan.
contoh :
a.Ibu membeli lauk-pauk
di pasar.
b.Paman bolak-balik ke
Jakarta mengurus perusahaannya.
d. Kata Ulang Berimbuhan
Kata
ulang berimbuhan adalah kata ulang yang bagian perulangannya mendapatkan
imbuhan.
contoh :
a.Kedua petinju
itu pukul-memukul di atas ring.
b.Adik sedang
tidur-tiduran di kamarnya.
3. Makna Kata Ulang
Kata ulang memilki makna-makna sebagai berikut :
1. Menyatakan banyak:
Orang-orang berkumpul di halaman kantor desa.
2. Menyatakan berbagai atau bermacam-macam
: Ibu membeli sayur-mayur di
pasar.
3. Manyatakan seperti atau menyerupai :
Adik bermain mobil-mobilan yang terbuat dari plastik.
4. Menyatakan agak : Pipi gadis itu
kemerah-merahan terkena sinar matahari.
5. Menyatakan pertentangan/berlawanan/berbalasan atau
saling ( resiprok ) : Kedua petinju itu pukul-memukul di atas ring.
6. Menyatakan terus-menerus atau berulang-ulang:
Para siswa memukul-mukul meja saat jam istirahat.
7. Menyatakan perbuatan santai : Ayah sedang duduk-duduk di teras rumah.
8. Menyatakan himpunan atau kolektif :
Satu kelompok terdiri atas empat-empat.
9. Menyatakan sangat atau sungguh–sungguh
: Peserta olimpiade matematika itu pintar-pintar.
Latihan 7
Jelaskan jenis kata ulang dan maknanya
1. Adik bermain kuda-kudaan dengan
temannya.
2. Orang-orang berlari menyelamatkan diri saat gempa terjadi.
3. Pengemis itu mengorek-ngorek tong mencari nasi.
4. Ayah bolak-balik di teras rumah.
5. Taman itu penuh dengn pepohonan yang rindang.
Maksih infonya
BalasHapus