Selasa, 10 Mei 2016

Rangkuman Bahasa Indonesia Bab 4 Kelas 7 Semester 2



BAB IV

Kompetensi Dasar:
13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi.
13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan.
15.2 Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan.
16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
A.    MEREFLEKSIKAN  ISI PUISI
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menjelaskan pengertian puisi, menyebutkan unsur-unsur puisi,  menentukan makna  puisi, dan merefleksikan isi puisi
·         Pengertian Puisi
           Puisi adalah karya sastra yang tersusun dari kata-kata yang indah dan penuh makna. Artinya, kata-kata puisi dipilih yang terindah dan mengandung imaji ( khayalan ) dan perlambang. Puisi merupakan media ekspresi penyair dari hasil pemikiran, perenungan, perasaan, atau khayalan yang dituangkan ke dalam kata-kata atau kalimat.   
·         Unsur-Unsur dalam Puisi
            Sebuah puisi yang baik akan memiliki unsur-unsur anatara lain :
a.       Diksi yaitu pemilihan kata – kata yang tepat sesuai dengan perasaan atau gagasan yang ingin diungkapkan.
b.      Rima/sajak yaitu pengulangan bunyi puisi untuk membentuk musikalisasi (suara / bunyi yang indah
c.       Tipografi ( tata wajah ) yaitu bentuk penulisan puisi.
d.      Makna / arti yaitu isi yang dikandung oleh puisi.Makna puisi bisa secara per kalimat atau  perbait.
e.       Perasaan yaitu perasaan penyair saat menciptakan puisi,seperti; gembira, sedih, duka cita, rindu, benci, kecewa, bingung, patriotis/perjuangan ,dll.
f.       Suasana yaitu perasaan hati pembaca setelah membaca puisi,seperti; sedih, iba, marah, benci,dll.
g.      Amanat yaitu pesan atau nilai didik yang ingin disampaikan penyair melalui puisi.
·          Refleksi Isi puisi
Refleksi adalah perenungan terhadap objek yang telah dibaca sebagai alat introsfeksi atau menyadari diri.
Untuk merefleksikan isi puisi,kita harus memahami isi puisi tersebut.Agar dapat memahami isi puisi secara keseluruhan,terlebih dahulu harus memahami makna setiap kata atau kalimat pada setiap bait puisi.Biasanya dalam setiap bait puisi terdapat sebuah  kata atau kalimat  kunci yaitu kata atau kalimat yang paling utama pada satu bait.Kata kunci ini dapat digunakan untuk memahami isi puisi.
Contoh :
A M B O N
                                                               Karya : Puji  Utami
                                                Dulu,
                                                Engkau tercantik di mataku
                                                Penuh melati putih dan suci
Wangi tubuhmu,
Begitu populer sampai di telingaku
Kini,
Melati itu sudah layu,terkikis lautan darah
Menggebu merah
Sangat parah
Esok,
Entahlah ?
Ambonku,sudahi saja kemelut ini
Karena aku tidak mau melihat engkau menangis lagi
Ambonku, ingatlah melatimu
Melati kita
           

Puisi di atas dapat ditentukan maknanya dengan memahami makna kata-kata kunci pada setiap baitnya.
            Kata kunci pada bait pertama puisi di atas adalah Ambon dan melati.Ambon adalah nama  kota di provinsi Maluku, sedangkan melati adalah bunga yang putih dan harum merupakan lambang  keindahan dan kesucian.Dengan demikian,bait pertama puisi di atas menceritakan tentang kota Ambon yang dulunya memilki pesona yang indah seperti bunga melati yang putih, suci, dan wangi.
           Kata kunci bait kedua adalah darah.Kata darah melambangkan perselisihan dan peperangan.Karena peperangan sering menimbulkan pertumpahan darah.
           Kata kunci pada bait ketiga adalah menangis. Kata menangis melambangkan kesedihan. Kesedihan datang dari perselisihan dan peperangan.
           Setelah kita mengetahui makna – makna kata kunci pada setiap bait,maka kita dapat menafsirkan makna puisi di atas sebagai berikut :
            Dahulu, kota Ambon merupakan kota yang sangat indah. Keindahan kota Ambon bagaikan melati yang putih, suci, dan wangi.Akan tetapi, kini keadaannya telajh berubah.Perselisihan dan peperangan terjadi di kota Ambon yang menimbulkan banyak korban harta dan darah.Akankah keadaan akan berubah,Semua warga kota Ambon berharap Ambon damai seperti dulu dan kembali menjadi kota yang indah seperti bunga melati yang putih, suci, dan wangi.
            Refleksi dari puisi di atas adalah bahwa perselisihan dan peperangan tidak akan pernah mendatangkan kebahagiaan.Oleh karena itu,kita sebagai manusia harus lebih saling hormat-menghormati dan saling menyayangi antar sesama.
Latihan  1
Karangan  Bunga
                                                            Tiga anak kecil
                                                            Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi 
                                   
Karya : Taufik Ismail

1. Tentukan kata – kata kunci pada setiap bait puisi di atas !
2. Tentukan makna-makna kata – kata kunci pada setiap bait puisi di atas !
3. Tentukan makna puisi di atas !
4. Sebutkan perasaan dan suasana yang terkandung pada puisi di atas ! 
5. Sebutkan pula amanat yang terkandung pada puisi di atas !

            Pembahasan:
1.      Makna kata:
Tiga anak kecil: anak-anak yang polos dan jujur.
Salemba           : Tempat demonstrasi
Pita hitam pada karangan bunga : duka cita.
Kakak              : Mahasiswa demonstrasi
2.      Parafrase         :
Anak-anak yang polos dan jujur itu berjalan dalam langkah malu-malu datang ke tempat demonstrasi di Salemba pada waktu sore hari. Mereka mengungkapkan ungkapan duka cita sebab ikut berduka cita atas meninggalnya seorang mahasiswa yang demonstrasi siang tadi.
3.      Tema               : Patriotisme
4.      Suasana           : Sedih
5.      Amanat           : Hendaknya kita mengenang jasa-jasa para pejuang yang gugur dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.




B.     GAYA  BAHASA  (  MAJAS )
Tujuan Pembelajaran : Siswa Mampu menjelaskan pengertian gaya bahasa ( majas ), Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis gaya bahasa, siwa mampu menyebutkan contoh-contoh gaya bahasa.
·         Pengertian Gaya Bahasa
                 Gaya Bahasa ( Majas ) adalah  cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau lisan.
·         Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Ada beberapa jenis gaya bahasa : Majas perbandingan, penegasan, sindiran, dan pertentangan.
    1).  Gaya Bahasa Perbandingan
           Gaya bahasa perbandingan terdiri atas :
a.       Gaya Bahasa Personifikasi adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seperti manusia. Benda –benda mati dalam gaya bahasa personifikasi yaitu semua benda kecuali   manusia.seperti; pohon, burung, matahari, air, dll.
 Contoh.:
1.      Burung bernyanyi pada pagi hari dengan suara merdu.
2.      Sinar matahari mencubit kulitku.
3.      Angin berbisik di sela – sela dedaunan.
4.      Pucuk cemara menari dengan anggunnya.
b.      Gaya bahasa Metafora adalah Gaya bahasa yang membanding sesuatu secara mendasar(implisit). Atau perbandingan langsung tanpa kata bagai, laksana, seperti.
1.      Raja siang bersinar dengan terangnya.
2.      Ia telah lama menjadi kuli tinta pada koran Lombok Pos.
3.      Si kutu buku sedang asyik membaca di perpustakaan.
4.      Dialah tulang punggung keluarganya.
c.       Gaya Bahasa Perumpamaan adalah gaya bahasa dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama. Memakai kata bagai, seperti, laksana.
1.      Kedua orang itu bagai anjing dengan kucing saja tingkahnya.
2.      Setelah orang tuanya meninggal,keluarga itu bagai anak ayam kehilangan induk.
3.      Semangat juang yang dimilki Pak Hendro seperti baja.
4.      Bagai mendirikan benang saja untuk menyelesaikan masalah itu.
d.        Gaya Bahasa Hiperbola adalah gaya bahasa yang membesar-besarkan keadaan.
1.      Suara petir membelah angkasa.
2.      Berita itu menggemparkan dunia.
e.         Gaya bahasa Litotes adalah gaya bahasa yang mengecil-ngecilkan keadaan dengan maksud merendahkan diri.   
1.   Silahkan dicicipi makanannya meskipun hanya berupa air dan garam saja !
2.   Mampirlah sebentar ke gubukku !
f.       Gaya bahasa Metonimia adalah  gaya bahasa yang memakai nama, ciri, yang ditautkan dengan orang, barang, hal, sesuai penggantinya.
1.    Ayah sedang menghisap Gudang garam.
2.    Si Gendut sedang berolah raga di lapangan.
3.    Ibu sedang membaca Siti Nurbaya.
g.      Gaya bahasa Sinekdok Pars prototo yaitu gaya bahasa yang menyebut sebagian sudah
           mewakili keseluruhan.
1.      Ibu membeli seekor ayam.
2.      Dari tadi saya belum melihat batang hidungnya.
3.      Si belang baru melahirkan anak-anaknya.
h.      Gaya bahasa Totem Proparte adalah   gaya bahasa yang menyebut keseluruhan padahal  hanya
         sebagaian saja yang mewakili.
1.      Jakarta kebanjiran kemarin siang.
2.      SMPN 3 Labuapi menjuarai Lomba Karya Ilmiah itu.
3.      Dunia diguncang oleh gempa semalam.
i.         Gaya bahasa  Eufemisme adalah gaya bahasa yang memperhalus bahasa.
1.      Anak bahasa masih agak ketinggalan belajar. ( bodoh )
2.      Sudah lama ia hilang ingatan. ( gila )
3.      Pak, saya mau kebelakang , “ ( WC )

    Latihan 2
    Perhatikan format di bawah ini :
    Diskusikan dengan teman kelompokmu !

No
Penggalan Puisi
Gaya Bahasa
1
Ombak ria bekejar-kejaran
di gelanggang biru bertepi langit,

2
Dalam bergurau bersama angin, dalam bergurau bersama mega

3
Aku merasa terpanggil
Kusibak buku-buku tua
Sejuta harapan muncul
Untuk mengejar kepintaran

4
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

5
Terasa aneh
Sepasang-sepasang mata memandangku


C.    Menanggapi Pembacaan Puisi
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu mengemukakan hal-hal yang perlu ddiperhatikan dalam membaca puisi, Siswa mampu memberi tanggapan dengan alasan yang logis pembacaan puisi
 * Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membaca Puisi
    Dalam membaca puisi,ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan seperti :
·         Intonasi yaitu tinggi rendah suara dalam membaca puisi .Intonasi dalam membaca puisi disesuaikan dengan isi puisi. Jika puisi itu tentang perjuangan, tentu intonasi lebih keras dan tegas. Namun, jika isi puisi tentang kesedihan,intonasi harus lebih halus dan lirih.
·         Lafal yaitu pengucapan hurup. Lafal dalam membaca puisi harus jelas sehingga makna puisi dapat dipahami oleh pendengar.
·         Mimik yaitu perubahan raut wajah. Seorang pembaca puisi harus menyesuaikan mimik wajah dengan isi puisi yang dibaca.
·         Gestur yaitu gerak gerik tubuh saat membaca puisi. Gestur dapat berupa gerakan kepala, tangan, liukan anggota badan, langkah kaki, dll.

                  Latihan 3
                  Bacalah puisi di bawah ini dengan memperhatikan intonasi, lafal, mimik dan gestur.

GADIS PEMINTA-MINTA
Karya  : Toto Sudarto Bachtiar

                                                Setiap kita bertemu,gadis kecil berkaleng kecil
                                                Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
                                                Tengadah padaku,pada bulan merah jambu
                                                Tapi kotaku jadi hilang tanpa jiwa

                                                Ingin aku ikut,gadis kecil berkaleng kecil
                                                Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
                                                Hidup dari kehidupan angan-angan yang bergemerlapan
                                                Gembira dari kemayaan riang

                                                Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
                        Melintas-lintas di atas air kotor,tapi yang begitu kuhapal
                                               
                                                Jiwa begitu murni,terlalu murni
                                                Untuk bisa membagi duka

                                                Kalau kau mati,gadis kecil berkaleng kecil
                                                Bulan di atas itu,tak ada yang punya
                                                Dan kotaku, ah kotaku
                                                Hidupnya tak lagi punya tanda

            Petunjuk !
            Isilah tabel di bawah ini untuk menanggapi pembacaan puisi yang dilakukan oleh temanmu !
No
Nama Siswa
Nilai
Total Nilai
Intonasi
Lafal
Mimik
Gestur
1






2






3















              Rentang nilai :
                  Intonasi                  :   0    -    25
                  Lafal                       :   0 ­   -    25
                  Mimik                     :   0    -    25
                  Gestur                    :   0    -    25

D.    CERITA ANAK
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menyebutkan unsur-unsur dalam cerita anak, menganalisis cerita anak berdasarkan unsur-unsurnya.
·         Pengertian Cerita Anak
               Cerita anak adalah cerita yang dikembangkan dari kehidupan sekitar anak. Misalnya kehidupan sekolah,persahabatan,permaianan,petualangan,dan keluarga.
               Tema,tokoh , jalan cerita, serta gaya bahasa yang digunakan pun sederhana sesuai dengan tingkat berpikir anak-anak. Dengan demikian diharapkan dapat membantu anak dapat menanamkan sikap bijaksana dan  meneladani perwatakan yang baik dari cerita tersebut.
·         Tema, Watak Tokoh, Latar, dan Jalan cerita
               Sebuah cerita akan memilki unsur-unsur seperti ; tema, tokoh, latar atau setting, jalan cerita/alur  dan beberapa unsur yang lain..Untuk itu mari kita uraikan masing-masing unsur-unsur cerita  tersebut :
1.      Tema adalah ide pokok yang mendasari cerita.Untuk mengetahui tema suatu cerita ,kita bisa mengajukan pertanyaan seperti ; Tentang  apa cerita tersebut ? tentunya jawaban pertanyaan ini bukan isi seluruh dari cerita, tetapi hanya pokok atau inti ceritanya saja. Inti cerita inilah yang merupakan tema dari cerita tersebut.
2.      Watak tokoh adalah karakter yang dimiliki oleh setiap tokoh dalam cerita.Watak tokoh dapat kita ketahui dari ucapan-ucapan tokoh dalam cerita,tingkah laku / sikap serta pendapat-pendapat atau hasil pikiran tokoh.watak tokoh itu seperti; pemberani, jujur, licik, pemalu,  oftimistis, pesimistis, sentimental, pemarah, bijaksana, dll.
3.      Latar adalah tempat,waktu dan suasana dalam cerita. Ketiga unsure tersebut antara lain;  Tempat terjadinya cerita,waktu terjadinya cerita serta suasana atau keadaan dalam cerita.
4.      Jalan Cerita / Alur adalah rangkaian peristiwa yang menjalin suatu cerita.Alur atau jalan cerita ini ada dua jenis yaitu ;
a.       Alur maju yaitu jalan cerita yang memilki  penceritaan secara  berurutan .
b.      Alur mundur yaitu jalan cerita yang memiliki   penceritaan peristiwa yang telah lalu.
          Bacalah  cerita anak di bawah ini !

PERTOLONGAN YANG TEPAT
               Sudah pukul tujuh pagi Samsu belum juga berangkat sekolah.Ia telah berpakaian dan menyiapkan tasnya.Rupanya masih ada yang dipikirkannya.Ia duduk di serambi muka,menunggu kawannnya ,Sapri.Sebentar kemudian muncullah Sapri di  depan rumahnya seperti biasanya.
            “ Selamat pagi,Sam ! Ayo,sudah pukul tujuh lewat,” serunya.
            “ Sapri,hari ini saya tidak akan masuk sekolah .”
            “ Ah,Mengapa ? Sudah berpakaian rapi,ayolah,jangan sampai terlambat,” jawab Sapri keheranan.
            “ Pri,benar-benar saya tidak berani masuk sekolah.Sekarang tanggal dua belas.Uang SPP tanggal sepuluh sudah harus dbayar.Saya kebingunan pagi ini.Ayah sedang ke pasar menjual buah-buahan ,mungkin juga mencari uang untuk membayar SPP itu.Ibu sudah dua hari sakit panas.Dua orang adik saya sudah pergi ke sekolah.Mereka juga belum membayar uang SPP.”
            Sapri tidak tahan lagi mendengar kata-kata sahabatnya.Sapri tampaknya akan menangis.Air matanya mulai berlinang.
            “ Baiklah sam,jika begitu saya pergi sendiri.Tidak usah masuk sekolah!Nanti saya mintakan izin kepada guru kita.Bantu ibumu saja di rumah! Pulang sekolah nanti singgah ke mari.Saya berangkat,ya.”
            Samsu tidak menjawab.Suaranya tidak keluar.Ia hanya mengangguk,sambil memandang Sapri yang tampak tergesa-gesa.
            Sesampai di sekolah,Sapri berdebar-debar melihat pekarangan sudah sepi,tanda pelajaran sudah dimulai.Tahulah bahwa ia sudah terlambat.Apa yang harus dilakukan? Segera ia menuju ke kantor Pak Hidayat,kepala sekolahnya,dan menerangkan kepadanya mengapa ia terlambat.Pak Hidayat  lalu mengambil secarik kertas,dibuatnya catatan di atasnya,kemudian diberikannya  kepada Sapri. Setelah Sapri memberi hormat kepada Pak Hidayat,ia kemudian masuk ke kelasnya.
            Pada waktu istirahat,kepala sekolah memanggil Sapri ke kantornya lagi.
            “ Sapri,Bapak mau minta bantuanmu,sampaikan kepada ayah Samsu,besok pagi Samsu boleh masuk sekolah .”
            “ Baik,Pak .”
            Sapri keluar dari kantor Pak Hidayat dengan perasaan lega.Masih teringat olehnya peristiwa keterlambatannya tadi pagi.
            Ketika Sapri pulang sekolah,ia singgah di rumah temannya untuk menyampaikan pesan Pak Hidayat..
            “ Sam,besok kamu boleh masuk sekolah,Pak Hidayat tidk marah,meskipun kamu belum uang membayar SPP.Hanya pesannya,sebelum kamu masuk ke kelas,pergilah ke kantornya dahulu.”
            Bu Samsu, yang di kamarnya mendengar percakapan dua orang anak itu,seketika tertarik,ia lalu bangkit dari tempat tidurnya,ingin menyambung pembicaraan.
            “ Turutilah kata temanmu! Masuklah besok,katakan dengan terus terang bahwa kita benar-benar belum ada uang.! Ayahmu sedang berusaha,mudah-mudahan saja berhasil.
            Samsu mengangguk dan berjanji kepada ibunya akan masuk sekolah keeokan harinya.Sapri lalu minta diri.
            Setelah sampai di rumah Sapri menyimpan tasnya,melepas sepatunya,lalu mencuci tangan dan kakinya sebelum berganti pakaian.
            “ Makanlah segera! Ayah,Ibu,dan Adik sudah makan lebih dahulu.Mengapa kamu terlambat pulang ?” tanya ibunya.
            Sapri tidak langsung makan.Di dekatinya ibunya lalu ia menceritakan kesusahan Samsu.
            “ Kasihan Samsu,Bu! Sudah dua hari tidak masuk sekolah.Mana ibunya lagi sakait.Ayahnya menjual buah-buahan di pasar dengan mengharapkan keuntungan untuk melunasi uang SPP anak-anaknya.”
            Mendengar cerita anaknya itu,Bu Sapri sangat terharu.Ia pun bersyukur kepada Tuhan bahwa keluarganya tidak perlu menderita seperti itu.
            Keesokan harinya,sapri berangkat ke sekolah lebih pagi.Ia mau singgah ke rumah Samsu dan berangkat bersama - sama dengannya ke sekolah.Ia pun mempercepat langkahnya.Sesampainya di sana,dilihatnya ayah Samsu di rumah.Sapri merasa gembira,tentunya temannya sudah mempunyai uang untuk membayar SPP.Samsu sendiri kelihatannya sedang menunggu Sapri di serambi rumah.Air mukanya masih tampak kurang gembira.
            “ Selamat pagi,Sam! Ayo kita berangkat! Kita akan menghadap Pak Hidayat.”
            Kedua anak itu kemudian meminta izin kepada ayah dan ibu Samsu.Sebelum keluar pintu pekarangan,Samsu berhenti dan berbisik kepada Sapri.
            “ Sapri,ayah sudah kembali dan buah-buahan dagangannya habis terjual.”
            “ Nah,Syukur dong kalau begitu! Jadi,kamu sudah membawa uang untuk membayar SP.”
            “ Tunggu dulu! Rezeki tentu ada.Kami bergembira.Hanya,sayang tidak cukup untuk membayar SPP itu.Ibuku kan sakit.Sebagian uang laba dipergunakan untuk memebeli obat dan belanja untuk kemarin dan hari ini.Sisanya tinggal sepuluh ribu rupiah,padahal uang SPP kitakan empat puluh ribu rupiah .”
            Sambil berjalan Sapri menarik tangan temannya lalau berkata,” uang itu kamu bawa sekarang?”
            “ Ya,ayah takut uang itu terpakai.Nanti kalau ada keuntungan tinggal nambah saja.”
            “ Baik,Sam.Kita lekas-lekas menghadap kepala sekolah sebelum kita mulai belajar.Sebaiknya kamu lunasi uang SPPmu hari ini.Kebetulan aku membawa uang tiga puluh ribu untuk membeli buku.Tapi buku itu bisa kubeli belakangan.Pakai saja dulu uang ini.bagaimana ?”
            “ Ah,jangan Pri,bagaimana ayah dan ibumu nanti?’
            “ tidak apa-apa Sam.Lagian ini bukan uang pemberian ayah atau ibuku.Tapi uang pemberian pamanku.”
            “ Baiklah kalau begitu,” Samsu memandang  wajah temannya Kamu memang temanku yang sangat baik hati ,Pri.” Air mata Samsu berlinang karena hatinya sangat terharu.
            “ Ah,sudahlah,ayo, cepat kita menemui kepala sekolah,”
            Kedua anak itu menemui Pak Hidayat di kantornya.Samsu meminta maaf atas keterlambatannya membayar uang SPP bulan ini.Pak hidayat hanya tersenyum mendengar pengakuan Samsu.Beliau pun menyarankan agar lain kali berterus terang jika menghadapi kesulitan.”
            Samsu dan Sapri berjalan menuju ke kelas dengan langkah gontai.Beban berat yang menghimpit temannya sudah musnah.Sementara Samsu merasa pertolongan yang diberikan Sapri merupakan pertolongan yang sangat tepat waktunya.
            Sepulang dari sekolah,kedua anak itu menceritakan pengalamannya kepada orang tuanya masing-masing.Orang tua Samsu memuji kebaikan hati Sapri.Sementara itu Orang tua Sapri merasa bangga bahwa anak mereka bisa menolong temannya dengan tulus.
                                                                                    Sumber : Terampil Berbahasa Indonesia




Latihan  3
Petunjuk !
1.      Bacalah cerita di atas dengan seksama,kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini
2.      Tentukan tema cerita di atas,dengan menjawab pertanyaan “ Bercerita tentang apakah  cerita di atas?”
3.      Siapa saja tokoh atau pelaku dalam cerita “ Pertolongan yang Tepat ‘ di atas ?
4.      Sebutkan watak masing-masing tokoh dalam cerita tersebut !
5.      Tentukan latar tempat dan waktu pada cerita di atas ! Tulislah bagian cerita yang menunjukkan latar tersebut !
6.      Alur bercerita apakah yang digunakan dalam cerita “ Pertolongan yang Tepat “ di atas !

E.     MENULIS KREATIF PUISI
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menulis puisi berdasarkan unsur-unsur persajakan dengan tepat.
Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan. Puisi yang dihasilkan biasanya merupakan ekspresi dari hati. Puisi merupakan salah bentuk karya sastra.
Menulis puisi tidaklah sulit kalau kita mau berusaha mempelajari teknik dan mau berlatih. Berikut ini langkah-langkah menulis puisi:
1.      Menentukan tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair dalam puisi. Contoh: Keindahan alam
2.      Menuliskan apa yang ada di dalam hati mengenai tema.
Diksi bisa denotasi atau konotasi. Bisa pula majas. Contoh: angin, kabut, cahaya, mentari, gunung, dingin, langit.
3.      Mengembangkan pilihan kata yang sudha kamu pilih dalam larik-larik beraturan.
Angin dingin kelam berderik
4.      Menyusun larik-larik ke dalam bait dengan memperhatikan rima
Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahanya menusuk citra
5.      Memberi judul puisi yang dibuat
Alam di lembah Semesta

Latihan 4
Buatlah sebuah puisi tema keindahan alam Indonesia. Lakukanlah sesuai dengan langkah-langkah menulis puisi! Periksakanlah hasil puisi ke gurumu untuk dikoreksi. Revisilah sesuai dengan hasil koreksi gurumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar