BAB IV
Kompetensi Dasar:
13.1 Menanggapi cara pembacaan
puisi.
13.2 Merefleksi isi puisi yang
dibacakan.
15.2 Menemukan realitas kehidupan
anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan.
16.2 Menulis
kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
A.
MEREFLEKSIKAN ISI PUISI
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menjelaskan pengertian
puisi, menyebutkan unsur-unsur puisi, menentukan makna puisi, dan merefleksikan
isi puisi
·
Pengertian
Puisi
Puisi
adalah karya sastra yang tersusun dari kata-kata yang indah dan penuh makna.
Artinya, kata-kata puisi dipilih yang terindah dan mengandung imaji ( khayalan
) dan perlambang. Puisi merupakan media ekspresi penyair dari hasil
pemikiran, perenungan, perasaan, atau khayalan yang dituangkan ke dalam
kata-kata atau kalimat.
·
Unsur-Unsur
dalam Puisi
Sebuah
puisi yang baik akan memiliki unsur-unsur anatara lain :
a.
Diksi yaitu pemilihan kata – kata
yang tepat sesuai dengan perasaan atau gagasan yang ingin diungkapkan.
b.
Rima/sajak
yaitu pengulangan bunyi puisi untuk membentuk musikalisasi (suara / bunyi
yang indah
c.
Tipografi ( tata wajah ) yaitu bentuk
penulisan puisi.
d.
Makna / arti yaitu isi yang
dikandung oleh puisi.Makna puisi bisa secara per kalimat atau perbait.
e.
Perasaan yaitu perasaan penyair
saat menciptakan puisi,seperti; gembira, sedih, duka cita, rindu, benci,
kecewa, bingung, patriotis/perjuangan ,dll.
f.
Suasana yaitu perasaan hati
pembaca setelah membaca puisi,seperti; sedih, iba, marah, benci,dll.
g.
Amanat yaitu pesan atau nilai
didik yang ingin disampaikan penyair melalui puisi.
·
Refleksi Isi puisi
Refleksi
adalah perenungan terhadap objek yang telah dibaca sebagai alat introsfeksi
atau menyadari diri.
Untuk
merefleksikan isi puisi,kita harus memahami isi puisi tersebut.Agar dapat
memahami isi puisi secara keseluruhan,terlebih dahulu harus memahami makna
setiap kata atau kalimat pada setiap bait puisi.Biasanya dalam setiap bait
puisi terdapat sebuah kata atau kalimat kunci yaitu
kata atau kalimat yang paling utama pada satu bait.Kata kunci ini dapat
digunakan untuk memahami isi puisi.
Contoh :
A
M B O N
Karya : Puji Utami
Dulu,
Engkau tercantik di mataku
Penuh melati putih dan suci
Wangi tubuhmu,
Begitu populer sampai di telingaku
Kini,
Melati itu sudah layu,terkikis lautan darah
Menggebu merah
Sangat parah
Esok,
Entahlah ?
Ambonku,sudahi saja kemelut ini
Karena aku tidak mau melihat engkau menangis lagi
Ambonku, ingatlah melatimu
Melati kita
Puisi di atas dapat ditentukan maknanya dengan memahami
makna kata-kata kunci pada setiap baitnya.
Kata kunci pada bait pertama puisi di atas adalah Ambon dan melati.Ambon
adalah nama kota di provinsi Maluku, sedangkan
melati adalah bunga yang putih dan harum merupakan lambang keindahan dan
kesucian.Dengan demikian,bait pertama puisi di atas menceritakan tentang kota
Ambon yang dulunya memilki pesona yang indah seperti bunga melati yang putih,
suci, dan wangi.
Kata
kunci bait kedua adalah darah.Kata darah melambangkan perselisihan dan
peperangan.Karena peperangan sering menimbulkan pertumpahan darah.
Kata
kunci pada bait ketiga adalah menangis. Kata menangis melambangkan
kesedihan. Kesedihan datang dari perselisihan dan peperangan.
Setelah
kita mengetahui makna – makna kata kunci pada setiap bait,maka kita dapat
menafsirkan makna puisi di atas sebagai berikut :
Dahulu, kota Ambon merupakan kota yang sangat indah. Keindahan kota Ambon
bagaikan melati yang putih, suci, dan wangi.Akan tetapi, kini keadaannya telajh
berubah.Perselisihan dan peperangan terjadi di kota Ambon yang menimbulkan
banyak korban harta dan darah.Akankah keadaan akan berubah,Semua warga kota
Ambon berharap Ambon damai seperti dulu dan kembali menjadi kota yang indah seperti
bunga melati yang putih, suci, dan wangi.
Refleksi dari puisi di atas adalah bahwa perselisihan dan peperangan tidak akan
pernah mendatangkan kebahagiaan.Oleh karena itu,kita sebagai manusia harus
lebih saling hormat-menghormati dan saling menyayangi antar sesama.
Latihan 1
Karangan
Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang
ke Salemba
Sore
itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
Karya : Taufik Ismail
1. Tentukan kata – kata kunci pada
setiap bait puisi di atas !
2. Tentukan makna-makna kata – kata kunci pada setiap bait
puisi di atas !
3. Tentukan makna puisi di atas !
4. Sebutkan perasaan dan suasana yang terkandung pada puisi
di atas !
5. Sebutkan pula amanat yang terkandung pada puisi di atas !
Pembahasan:
1.
Makna kata:
Tiga anak kecil: anak-anak yang
polos dan jujur.
Salemba : Tempat demonstrasi
Pita hitam pada karangan bunga :
duka cita.
Kakak : Mahasiswa demonstrasi
2.
Parafrase :
Anak-anak yang polos dan jujur itu
berjalan dalam langkah malu-malu datang ke tempat demonstrasi di Salemba pada
waktu sore hari. Mereka mengungkapkan ungkapan duka cita sebab ikut berduka
cita atas meninggalnya seorang mahasiswa yang demonstrasi siang tadi.
3.
Tema : Patriotisme
4.
Suasana : Sedih
5.
Amanat : Hendaknya kita mengenang jasa-jasa para pejuang yang
gugur dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.
B.
GAYA
BAHASA ( MAJAS )
Tujuan Pembelajaran : Siswa Mampu menjelaskan pengertian
gaya bahasa ( majas ), Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis gaya bahasa, siwa
mampu menyebutkan contoh-contoh gaya bahasa.
·
Pengertian
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa ( Majas )
adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis
atau lisan.
·
Jenis-Jenis
Gaya Bahasa
Ada beberapa jenis gaya bahasa : Majas perbandingan,
penegasan, sindiran, dan pertentangan.
1). Gaya
Bahasa Perbandingan
Gaya
bahasa perbandingan terdiri atas :
a.
Gaya Bahasa Personifikasi adalah
gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seperti manusia. Benda –benda mati dalam
gaya bahasa personifikasi yaitu semua benda kecuali
manusia.seperti; pohon, burung, matahari, air, dll.
Contoh.:
1.
Burung bernyanyi pada pagi hari dengan suara merdu.
2.
Sinar matahari mencubit kulitku.
3.
Angin berbisik di sela – sela dedaunan.
4.
Pucuk cemara menari dengan anggunnya.
b.
Gaya bahasa Metafora adalah Gaya
bahasa yang membanding sesuatu secara mendasar(implisit). Atau perbandingan
langsung tanpa kata bagai, laksana, seperti.
1. Raja siang bersinar dengan terangnya.
2. Ia telah lama menjadi kuli tinta pada koran Lombok Pos.
3. Si kutu buku sedang asyik membaca di perpustakaan.
4. Dialah tulang punggung keluarganya.
c.
Gaya Bahasa Perumpamaan adalah gaya
bahasa dengan membandingkan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama. Memakai
kata bagai, seperti, laksana.
1. Kedua orang itu bagai
anjing dengan kucing saja tingkahnya.
2. Setelah orang tuanya
meninggal,keluarga itu bagai anak ayam kehilangan induk.
3. Semangat juang yang dimilki
Pak Hendro seperti baja.
4. Bagai mendirikan benang
saja untuk menyelesaikan masalah itu.
d.
Gaya Bahasa Hiperbola
adalah gaya bahasa yang membesar-besarkan keadaan.
1. Suara petir membelah
angkasa.
2. Berita itu menggemparkan
dunia.
e.
Gaya bahasa Litotes adalah gaya bahasa yang
mengecil-ngecilkan keadaan dengan maksud merendahkan diri.
1. Silahkan dicicipi makanannya meskipun
hanya berupa air dan garam saja !
2. Mampirlah sebentar ke gubukku !
f.
Gaya bahasa Metonimia adalah
gaya bahasa yang memakai nama, ciri, yang ditautkan dengan orang, barang, hal,
sesuai penggantinya.
1. Ayah sedang menghisap Gudang garam.
2. Si Gendut sedang berolah raga di lapangan.
3. Ibu sedang membaca Siti Nurbaya.
g.
Gaya bahasa Sinekdok Pars prototo
yaitu gaya bahasa yang menyebut sebagian sudah
mewakili keseluruhan.
1. Ibu membeli seekor ayam.
2. Dari tadi saya belum
melihat batang hidungnya.
3. Si belang baru melahirkan anak-anaknya.
h.
Gaya bahasa Totem Proparte
adalah gaya bahasa yang menyebut keseluruhan padahal hanya
sebagaian saja yang mewakili.
1. Jakarta kebanjiran kemarin
siang.
2. SMPN 3 Labuapi menjuarai
Lomba Karya Ilmiah itu.
3. Dunia diguncang oleh gempa
semalam.
i.
Gaya bahasa Eufemisme adalah gaya bahasa
yang memperhalus bahasa.
1. Anak bahasa masih agak
ketinggalan belajar. ( bodoh )
2. Sudah lama ia hilang
ingatan. ( gila )
3. Pak, saya mau
kebelakang , “ ( WC )
Latihan 2
Perhatikan format di bawah ini :
Diskusikan dengan teman kelompokmu !
No
|
Penggalan Puisi
|
Gaya Bahasa
|
1
|
Ombak ria bekejar-kejaran
di gelanggang biru bertepi langit,
|
|
2
|
Dalam bergurau bersama angin, dalam bergurau bersama mega
|
|
3
|
Aku merasa terpanggil
Kusibak buku-buku tua
Sejuta harapan muncul
Untuk mengejar kepintaran
|
|
4
|
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
|
|
5
|
Terasa aneh
Sepasang-sepasang mata memandangku
|
C.
Menanggapi Pembacaan Puisi
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu mengemukakan hal-hal yang
perlu ddiperhatikan dalam membaca puisi, Siswa mampu memberi tanggapan dengan
alasan yang logis pembacaan puisi
* Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membaca Puisi
Dalam membaca puisi,ada beberapa hal
yang perlu untuk diperhatikan seperti :
·
Intonasi yaitu tinggi rendah suara
dalam membaca puisi .Intonasi dalam membaca puisi disesuaikan dengan isi puisi.
Jika puisi itu tentang perjuangan, tentu intonasi lebih keras dan tegas. Namun,
jika isi puisi tentang kesedihan,intonasi harus lebih halus dan lirih.
·
Lafal yaitu pengucapan hurup. Lafal
dalam membaca puisi harus jelas sehingga makna puisi dapat dipahami oleh
pendengar.
·
Mimik yaitu perubahan raut wajah.
Seorang pembaca puisi harus menyesuaikan mimik wajah dengan isi puisi yang
dibaca.
·
Gestur yaitu gerak gerik tubuh saat
membaca puisi. Gestur dapat berupa gerakan kepala, tangan, liukan anggota
badan, langkah kaki, dll.
Latihan 3
Bacalah puisi di bawah ini dengan memperhatikan intonasi, lafal,
mimik dan gestur.
GADIS PEMINTA-MINTA
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Setiap kita
bertemu,gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu
terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah
padaku,pada bulan merah jambu
Tapi kotaku
jadi hilang tanpa jiwa
Ingin aku
ikut,gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke
bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari
kehidupan angan-angan yang bergemerlapan
Gembira dari
kemayaan riang
Duniamu yang
lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air
kotor,tapi yang begitu kuhapal
Jiwa begitu
murni,terlalu murni
Untuk bisa membagi duka
Kalau kau
mati,gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di
atas itu,tak ada yang punya
Dan kotaku,
ah kotaku
Hidupnya tak
lagi punya tanda
Petunjuk !
Isilah tabel di bawah ini untuk menanggapi
pembacaan puisi yang dilakukan oleh temanmu !
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Total Nilai
|
|||
Intonasi
|
Lafal
|
Mimik
|
Gestur
|
|||
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
Rentang nilai :
Intonasi
:
0 - 25
Lafal
: 0 - 25
Mimik
: 0 - 25
Gestur
: 0 - 25
D.
CERITA
ANAK
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menyebutkan unsur-unsur
dalam cerita anak, menganalisis cerita anak berdasarkan unsur-unsurnya.
·
Pengertian
Cerita Anak
Cerita anak adalah cerita yang dikembangkan dari kehidupan
sekitar anak. Misalnya kehidupan
sekolah,persahabatan,permaianan,petualangan,dan keluarga.
Tema,tokoh , jalan cerita, serta gaya bahasa yang digunakan pun sederhana
sesuai dengan tingkat berpikir anak-anak. Dengan demikian diharapkan dapat
membantu anak dapat menanamkan sikap bijaksana dan meneladani perwatakan
yang baik dari cerita tersebut.
·
Tema, Watak
Tokoh, Latar, dan Jalan cerita
Sebuah cerita akan memilki unsur-unsur seperti ; tema, tokoh, latar atau
setting, jalan cerita/alur dan beberapa unsur yang lain..Untuk itu mari
kita uraikan masing-masing unsur-unsur cerita tersebut :
1.
Tema adalah ide pokok yang mendasari
cerita.Untuk mengetahui tema suatu cerita ,kita bisa mengajukan pertanyaan
seperti ; Tentang apa cerita tersebut ? tentunya jawaban pertanyaan ini
bukan isi seluruh dari cerita, tetapi hanya pokok atau inti ceritanya saja. Inti
cerita inilah yang merupakan tema dari cerita tersebut.
2.
Watak tokoh adalah karakter yang
dimiliki oleh setiap tokoh dalam cerita.Watak tokoh dapat kita ketahui dari
ucapan-ucapan tokoh dalam cerita,tingkah laku / sikap serta pendapat-pendapat
atau hasil pikiran tokoh.watak tokoh itu seperti; pemberani, jujur, licik,
pemalu, oftimistis, pesimistis, sentimental, pemarah, bijaksana, dll.
3.
Latar adalah tempat,waktu dan
suasana dalam cerita. Ketiga unsure tersebut antara lain; Tempat
terjadinya cerita,waktu terjadinya cerita serta suasana atau keadaan dalam
cerita.
4.
Jalan Cerita / Alur adalah rangkaian
peristiwa yang menjalin suatu cerita.Alur atau jalan cerita ini ada dua jenis
yaitu ;
a.
Alur maju yaitu jalan cerita yang memilki
penceritaan secara berurutan .
b.
Alur mundur yaitu jalan cerita yang
memiliki penceritaan peristiwa yang telah lalu.
Bacalah cerita anak di bawah ini !
PERTOLONGAN YANG TEPAT
Sudah pukul tujuh pagi Samsu belum juga
berangkat sekolah.Ia telah berpakaian dan menyiapkan tasnya.Rupanya masih ada
yang dipikirkannya.Ia duduk di serambi muka,menunggu kawannnya ,Sapri.Sebentar
kemudian muncullah Sapri di depan rumahnya seperti biasanya.
“ Selamat pagi,Sam ! Ayo,sudah pukul tujuh lewat,” serunya.
“ Sapri,hari ini saya tidak akan masuk sekolah .”
“ Ah,Mengapa ? Sudah berpakaian rapi,ayolah,jangan sampai terlambat,” jawab
Sapri keheranan.
“ Pri,benar-benar saya tidak berani masuk sekolah.Sekarang tanggal dua
belas.Uang SPP tanggal sepuluh sudah harus dbayar.Saya kebingunan pagi ini.Ayah
sedang ke pasar menjual buah-buahan ,mungkin juga mencari uang untuk membayar
SPP itu.Ibu sudah dua hari sakit panas.Dua orang adik saya sudah pergi ke
sekolah.Mereka juga belum membayar uang SPP.”
Sapri tidak tahan lagi mendengar kata-kata sahabatnya.Sapri tampaknya akan
menangis.Air matanya mulai berlinang.
“ Baiklah sam,jika begitu saya pergi sendiri.Tidak usah masuk sekolah!Nanti
saya mintakan izin kepada guru kita.Bantu ibumu saja di rumah! Pulang sekolah
nanti singgah ke mari.Saya berangkat,ya.”
Samsu tidak menjawab.Suaranya tidak keluar.Ia hanya mengangguk,sambil memandang
Sapri yang tampak tergesa-gesa.
Sesampai di sekolah,Sapri berdebar-debar melihat pekarangan sudah sepi,tanda
pelajaran sudah dimulai.Tahulah bahwa ia sudah terlambat.Apa yang harus
dilakukan? Segera ia menuju ke kantor Pak Hidayat,kepala sekolahnya,dan
menerangkan kepadanya mengapa ia terlambat.Pak Hidayat lalu mengambil
secarik kertas,dibuatnya catatan di atasnya,kemudian diberikannya kepada Sapri. Setelah Sapri memberi hormat
kepada Pak Hidayat,ia kemudian masuk ke kelasnya.
Pada waktu istirahat,kepala sekolah memanggil Sapri ke kantornya lagi.
“ Sapri,Bapak mau minta bantuanmu,sampaikan kepada ayah Samsu,besok pagi Samsu
boleh masuk sekolah .”
“ Baik,Pak .”
Sapri keluar dari kantor Pak Hidayat dengan perasaan lega.Masih teringat
olehnya peristiwa keterlambatannya tadi pagi.
Ketika Sapri pulang sekolah,ia singgah di rumah temannya untuk menyampaikan
pesan Pak Hidayat..
“ Sam,besok kamu boleh masuk sekolah,Pak Hidayat tidk marah,meskipun kamu belum
uang membayar SPP.Hanya pesannya,sebelum kamu masuk ke kelas,pergilah ke
kantornya dahulu.”
Bu Samsu, yang di kamarnya mendengar percakapan dua orang anak itu,seketika
tertarik,ia lalu bangkit dari tempat tidurnya,ingin menyambung pembicaraan.
“ Turutilah kata temanmu! Masuklah besok,katakan dengan terus terang bahwa kita
benar-benar belum ada uang.! Ayahmu sedang berusaha,mudah-mudahan saja
berhasil.
Samsu mengangguk dan berjanji kepada ibunya akan masuk sekolah keeokan harinya.Sapri
lalu minta diri.
Setelah sampai di rumah Sapri menyimpan tasnya,melepas sepatunya,lalu mencuci
tangan dan kakinya sebelum berganti pakaian.
“ Makanlah segera! Ayah,Ibu,dan Adik sudah makan lebih dahulu.Mengapa kamu
terlambat pulang ?” tanya ibunya.
Sapri tidak langsung makan.Di dekatinya ibunya lalu ia menceritakan kesusahan
Samsu.
“ Kasihan Samsu,Bu! Sudah dua hari tidak masuk sekolah.Mana ibunya lagi
sakait.Ayahnya menjual buah-buahan di pasar dengan mengharapkan keuntungan
untuk melunasi uang SPP anak-anaknya.”
Mendengar cerita anaknya itu,Bu Sapri sangat terharu.Ia pun bersyukur kepada
Tuhan bahwa keluarganya tidak perlu menderita seperti itu.
Keesokan harinya,sapri berangkat ke sekolah lebih pagi.Ia mau singgah ke rumah
Samsu dan berangkat bersama - sama dengannya ke sekolah.Ia pun mempercepat
langkahnya.Sesampainya di sana,dilihatnya ayah Samsu di rumah.Sapri merasa
gembira,tentunya temannya sudah mempunyai uang untuk membayar SPP.Samsu sendiri
kelihatannya sedang menunggu Sapri di serambi rumah.Air mukanya masih tampak
kurang gembira.
“ Selamat pagi,Sam! Ayo kita berangkat! Kita akan menghadap Pak Hidayat.”
Kedua anak itu kemudian meminta izin kepada ayah dan ibu Samsu.Sebelum keluar
pintu pekarangan,Samsu berhenti dan berbisik kepada Sapri.
“ Sapri,ayah sudah kembali dan buah-buahan dagangannya habis terjual.”
“ Nah,Syukur dong kalau begitu! Jadi,kamu sudah membawa uang untuk membayar
SP.”
“ Tunggu dulu! Rezeki tentu ada.Kami bergembira.Hanya,sayang tidak cukup untuk
membayar SPP itu.Ibuku kan sakit.Sebagian uang laba dipergunakan untuk memebeli
obat dan belanja untuk kemarin dan hari ini.Sisanya tinggal sepuluh ribu
rupiah,padahal uang SPP kitakan empat puluh ribu rupiah .”
Sambil berjalan Sapri menarik tangan temannya lalau berkata,” uang itu kamu
bawa sekarang?”
“ Ya,ayah takut uang itu terpakai.Nanti kalau ada keuntungan tinggal nambah saja.”
“ Baik,Sam.Kita lekas-lekas menghadap kepala sekolah sebelum kita mulai
belajar.Sebaiknya kamu lunasi uang SPPmu hari ini.Kebetulan aku membawa uang
tiga puluh ribu untuk membeli buku.Tapi buku itu bisa kubeli belakangan.Pakai
saja dulu uang ini.bagaimana ?”
“ Ah,jangan Pri,bagaimana ayah dan ibumu nanti?’
“ tidak apa-apa Sam.Lagian ini bukan uang pemberian ayah atau ibuku.Tapi uang
pemberian pamanku.”
“ Baiklah kalau begitu,” Samsu memandang wajah temannya Kamu memang
temanku yang sangat baik hati ,Pri.” Air mata Samsu berlinang karena hatinya
sangat terharu.
“ Ah,sudahlah,ayo, cepat kita menemui kepala sekolah,”
Kedua anak itu menemui Pak Hidayat di kantornya.Samsu meminta maaf atas
keterlambatannya membayar uang SPP bulan ini.Pak hidayat hanya tersenyum
mendengar pengakuan Samsu.Beliau pun menyarankan agar lain kali berterus terang
jika menghadapi kesulitan.”
Samsu dan Sapri berjalan menuju ke kelas dengan langkah gontai.Beban berat yang
menghimpit temannya sudah musnah.Sementara Samsu merasa pertolongan yang
diberikan Sapri merupakan pertolongan yang sangat tepat waktunya.
Sepulang dari sekolah,kedua anak itu menceritakan pengalamannya kepada orang
tuanya masing-masing.Orang tua Samsu memuji kebaikan hati Sapri.Sementara itu
Orang tua Sapri merasa bangga bahwa anak mereka bisa menolong temannya dengan
tulus.
Sumber : Terampil Berbahasa Indonesia
Latihan
3
Petunjuk !
1.
Bacalah cerita di atas dengan
seksama,kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini
2.
Tentukan tema cerita di atas,dengan
menjawab pertanyaan “ Bercerita tentang apakah cerita di atas?”
3.
Siapa saja tokoh atau pelaku dalam
cerita “ Pertolongan yang Tepat ‘ di atas ?
4.
Sebutkan watak masing-masing tokoh
dalam cerita tersebut !
5.
Tentukan latar tempat dan waktu pada
cerita di atas ! Tulislah bagian cerita yang menunjukkan latar tersebut !
6.
Alur bercerita apakah yang digunakan
dalam cerita “ Pertolongan yang Tepat “ di atas !
E.
MENULIS
KREATIF PUISI
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menulis puisi berdasarkan
unsur-unsur persajakan dengan tepat.
Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan.
Puisi yang dihasilkan biasanya merupakan ekspresi dari hati. Puisi merupakan
salah bentuk karya sastra.
Menulis puisi tidaklah sulit kalau kita mau berusaha
mempelajari teknik dan mau berlatih. Berikut ini langkah-langkah menulis puisi:
1.
Menentukan tema
Tema
adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair dalam puisi. Contoh: Keindahan
alam
2. Menuliskan apa yang ada di dalam hati mengenai tema.
Diksi bisa
denotasi atau konotasi. Bisa pula majas. Contoh: angin, kabut, cahaya, mentari,
gunung, dingin, langit.
3. Mengembangkan pilihan kata yang sudha kamu pilih dalam
larik-larik beraturan.
Angin
dingin kelam berderik
4. Menyusun larik-larik ke dalam bait dengan memperhatikan rima
Angin
dingin kelam berderik
Kabut
putih menghapus mentari
Tegak
cahanya menusuk citra
5. Memberi judul puisi yang dibuat
Alam di
lembah Semesta
Latihan 4
Buatlah sebuah puisi tema keindahan
alam Indonesia. Lakukanlah sesuai dengan langkah-langkah menulis puisi!
Periksakanlah hasil puisi ke gurumu untuk dikoreksi. Revisilah sesuai dengan
hasil koreksi gurumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar