Selasa, 10 Mei 2016

Jurnalistik sekolah



Wawasan Jurnalistik
Oleh Aryanto*


I.                   Pengertian jurnalistik dan pers
Tahukah kamu kapan awal sejarah jurnalistik di dunia ini? Menurut Kusumaningrat (2005: 16) bahwa awal sejarah jurnalistik dimulai tiga ribu tahun yang lalu ketika Amenhottep, raja Firaun Mesir mengirimkan ratusan pesan kepada para perwiranya untuk memberitahu kejadian di ibukota. Kemudian dua ribu tahun yang lalu, terdapat acta Diurna di Roma yang menuliskan tindakan harian senat yang ditempel di tempat umum. Terbit pertama kali surat kabar di Jerman, 1609, Aviso dan Relation. Terbitan itu diikuti negara-negara yang lain. Tahun 1833, terbit pertama kalinya penny newspaper (surat kabar murah) yang isinya berita human interest. Perkembangan pers semakin pesat hingga kini, merambah ke elektronika baik audio maupun audiovisual.
Apa maksud istilah jurnalistik dan pers? Apa perbedaan di antaranya? Jurnalistik atau jurnalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian. Journal berasal dari kata diurnalis yang artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itu lahirlah istilah jurnalis yang artinya orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. (Kusumaningrat, dkk, 2005: 15). Adapun jurnalistik merupakan kegiatan kegiatan mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi kepada khalayak melalui media massa baik cetak, maupun elektronik.
Pers berasal dari kata Belanda yang artinya menekan. Secara harfiah, kata pers merujuk pada komunikasi dengan perantaraan barang cetakan. Tapi, sekarang kata pers digunakan semua kegiatan jurnalistik. Ada dua pengertian pers, antara lain pers dalam arti luas adalah yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun dengan media elektronik sepertii radio, televisi, maupun internet. Pers dalam arti sempit yaitu yang menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan barang cetakan.
Dengan demikian, istilah pers lebih diartikan pada lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Adapun jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi kepada massa melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
II.                Fungsi dan Manajemen Pers
Tahukan kamu bahwa setiap manusia dalam hidup itu membutuhkan informasi?. Dengan informasi, manusia dapat berkomunikasi. Pers harus mampu menjalankan fungsi itu. Namun, fungsi pers menurut Kusumangirat (2005:27-29) ada 6 antara lain, 1) fungsi Informasi, artinya pers memberikan informasi kepada khalayak dengan cara yang teratur. 2) Kontrol, artinya pers memberitakan sesuatu yang berjalan baik dan tidak baik dalam pemerintahan atau perusahaan. 3) Interpretative dan direktif, artinya pers memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang suatu kejadian, seperti pada tajuk rencana. 4) Menghibur, artinya pers mampu menyajikan hiburan berupa music, cerita, drama kepada masyarakat. 5) Regenerative, artinya pers menyampaikan informasi masa lampau/ sejarah kepada masyarakat supaya terjadi regenerasi. 6) Pengawalan hak warga Negara, artinya pers mengawal dan mengamankan hak warga Negara. 7) Ekonomi, yaitu melayani system ekonomi melalaui iklan. 8) Swadaya, yaitu mengembangkan potensi diri supaya bebas dari tekanan terutama secara financial.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka pers perlu manajeman pers yang baik. Berikut gambaran umum struktur organisasi redaksi pers.
     Pemimpin redaksi sebagai jantung dan motor, serta visi misi suatu penerbitan. Di bawahnya ada redaktur pelaksana dan editor. Redaktur pelaksana bertugas menyiapkan bahan berita, naskah jadi, dan naskah untuk dicetak.  Di bawah redaktur pelaksana ada redaktur desk, redaktur bahasa, dan redaktur pracetak. Redaktur desk bertugas mengoordinir reporter dan menugaskan reporter untuk liputan. Adapun, wartawan bertugas mencari berita dengan ngepos, mendatangi sumber, dan koresponden serta menulis berita.
III.             Bentuk Produk Jurnalistik
        Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media massa online internet. Surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat digolongkan pada tiga kelompok besar; 1) berita (news), 2) opini (views), dan 3) iklan (advertising). Dari ketiga kelompok besar itu hanya berita dan opini saja yang disebut produk jurnalistik, dan iklan bukanlah produk jurnalistik.
        Kelompok berita (news) meliputi antara lain; berita langsung (straight news), berita menyeluruh (comprehensive), berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news). Sifat berita adalah objektif.
        Kelompok opini (views) meliputi; tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca. Sifat opini adalah subjektif.
IV.             Bahasa Jurnalistik
Karakteristik bahasa jurnalistik: singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah atau etika bahasa baku.
V.                Penulisan Berita
Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Menurut Micthley V. Charmely (dalam Romli, 2009) mengemukakan berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadia factual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.
Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Peristiwa bisa menjadi berita jika memiliki nilai berita yaitu cepat (actual), nyata (factual), penting (menyangkut kepentingan orang banyak), dan menarik (mengundang perhatian).
Jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik, antara lain: straight news (berita langsung), depth news (berita mendalam), investigation news (berita penyelidikan), interpretative news (berita penilaian), opinion news (berita pendapat seorang ahli).
       Tahap-tahap penulisan berita:
1.      Reportase (hunting berita) merupakan kegiatan mencari bahan berita. Kegiatan ini bisa dengan reportase langsung ke TKP, wawancara, dan riset kepustakaan (studi dokumentasi).
2.      Menulis berita langsung dengan bentuk piramida terbalik.
     Teknik penulisan berita langsung mengacu pada piramida terbalik. Artinya, menulis dengan mengemukakan fakta/data penting kemudian diikuti bagian-bagian yang kurang penting. Struktur ini memudahkan pembaca mendapatkan informasi dengan cepat.
    a. Judul berita
                 b. Dateline
                       c. Lead/teras berita
                      d. Isi berita/body


 
a.       Menentukan teras berita (lead). Hal yang diperhatikan adalah menempati alinea pertama tidak lebih dari tiga kalimat, antara 20-25 perkataan, mudah dipahami, mendahulukan hal yang penting (seperti apa, siapa, tempat, dan waktu), bagaimana dan mengapa terletak di tubuh berita, dan bisa pula berisi pernyataan seseorang.
Contoh: Solo-Hari ini, Senin (21/10), tiga kelompok terbang (Kloter) jemaah haji asal Indonesia tiba di tanah air dan mendarat di Bandara Adi Soemarmo Solo. Kloter pertama dijadwalkan tiba pukul 04.25 WIB, Kloter kedua pukul 09.15, dan kloter ketiga 23.18 WIB.
b.      Menulis judul/ kepala berita. Hal yang diperhatikan adalah memuat inti sari dari pokok berita. Bisa berupa unsure apa dan siapa.
Contoh: Hari ini, Jemaah Haji Tiba di Bandara Adi Soemarmo
c.       Menulis tubuh berita dengan menjelaskan urutan kronologis bagaimana terjadinya peristiwa. Bisa memadukan kutipan wawancara dan observasi.
d.      Menyunting naskah berita.
3.      Melaporkan hasil berita ke redaktur desk dan redaktur pelaksana.

Daftar Pustaka
Kusumaningrat, dkk. 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Romli, M. 2009. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Sudiati, dkk. 2005. Menjadi Wartawan Muda. Yogyakarya: Pustaka Widyatama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar