Wawasan
Jurnalistik
Oleh Aryanto*
I.
Pengertian
jurnalistik dan pers
Tahukah
kamu kapan awal sejarah jurnalistik di dunia ini? Menurut Kusumaningrat (2005:
16) bahwa awal sejarah jurnalistik dimulai tiga ribu tahun yang lalu ketika
Amenhottep, raja Firaun Mesir mengirimkan ratusan pesan kepada para perwiranya
untuk memberitahu kejadian di ibukota. Kemudian dua ribu tahun yang lalu,
terdapat acta Diurna di Roma yang menuliskan tindakan harian senat yang
ditempel di tempat umum. Terbit pertama kali surat kabar di Jerman, 1609, Aviso dan Relation. Terbitan itu diikuti negara-negara yang lain. Tahun 1833,
terbit pertama kalinya penny newspaper
(surat kabar murah) yang isinya berita human interest. Perkembangan pers
semakin pesat hingga kini, merambah ke elektronika baik audio maupun
audiovisual.
Apa
maksud istilah jurnalistik dan pers? Apa perbedaan di antaranya? Jurnalistik
atau jurnalisme berasal dari
perkataan journal, artinya catatan
harian. Journal berasal dari kata diurnalis yang artinya harian atau tiap
hari. Dari perkataan itu lahirlah istilah jurnalis yang artinya orang yang
melakukan pekerjaan jurnalistik. (Kusumaningrat, dkk, 2005: 15). Adapun
jurnalistik merupakan kegiatan kegiatan mencari, mengolah, dan menyampaikan
informasi kepada khalayak melalui media massa baik cetak, maupun elektronik.
Pers berasal dari
kata Belanda yang artinya menekan. Secara harfiah, kata pers merujuk pada
komunikasi dengan perantaraan barang cetakan. Tapi, sekarang kata pers
digunakan semua kegiatan jurnalistik. Ada dua pengertian pers, antara lain pers dalam arti luas adalah yang
menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun
dengan media elektronik sepertii radio, televisi, maupun internet. Pers dalam arti sempit yaitu yang
menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan barang
cetakan.
Dengan
demikian, istilah pers lebih diartikan pada lembaga atau badan atau organisasi
yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Adapun jurnalistik
adalah kegiatan mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi kepada massa
melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
II.
Fungsi
dan Manajemen Pers
Tahukan
kamu bahwa setiap manusia dalam hidup itu membutuhkan informasi?. Dengan
informasi, manusia dapat berkomunikasi. Pers harus mampu menjalankan fungsi
itu. Namun, fungsi pers menurut Kusumangirat (2005:27-29) ada 6 antara lain, 1)
fungsi Informasi, artinya pers
memberikan informasi kepada khalayak dengan cara yang teratur. 2) Kontrol, artinya pers memberitakan
sesuatu yang berjalan baik dan tidak baik dalam pemerintahan atau perusahaan. 3)
Interpretative dan direktif, artinya
pers memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang suatu kejadian, seperti
pada tajuk rencana. 4) Menghibur,
artinya pers mampu menyajikan hiburan berupa music, cerita, drama kepada
masyarakat. 5) Regenerative, artinya
pers menyampaikan informasi masa lampau/ sejarah kepada masyarakat supaya
terjadi regenerasi. 6) Pengawalan hak
warga Negara, artinya pers mengawal dan mengamankan hak warga Negara. 7) Ekonomi, yaitu melayani system
ekonomi melalaui iklan. 8) Swadaya,
yaitu mengembangkan potensi diri supaya bebas dari tekanan terutama secara
financial.
Untuk
melaksanakan fungsi tersebut maka pers perlu manajeman pers yang baik. Berikut
gambaran umum struktur organisasi redaksi pers.
Pemimpin
redaksi sebagai jantung dan motor, serta visi misi suatu penerbitan. Di
bawahnya ada redaktur pelaksana dan editor. Redaktur pelaksana bertugas
menyiapkan bahan berita, naskah jadi, dan naskah untuk dicetak. Di bawah redaktur pelaksana ada redaktur desk,
redaktur bahasa, dan redaktur pracetak. Redaktur desk bertugas mengoordinir
reporter dan menugaskan reporter untuk liputan. Adapun, wartawan bertugas
mencari berita dengan ngepos, mendatangi sumber, dan koresponden serta menulis
berita.
III.
Bentuk
Produk Jurnalistik
Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah,
buletin, atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media massa online
internet. Surat kabar,
tabloid, majalah, dan buletin dapat digolongkan pada tiga kelompok besar; 1)
berita (news), 2) opini (views), dan 3) iklan (advertising).
Dari ketiga kelompok besar itu hanya berita dan opini
saja yang disebut produk jurnalistik, dan iklan bukanlah produk jurnalistik.
Kelompok
berita (news) meliputi antara lain; berita langsung (straight news), berita
menyeluruh (comprehensive), berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth
reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas
bercerita (feature news), berita gambar (photo news). Sifat
berita adalah objektif.
Kelompok
opini (views) meliputi; tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom,
esai, dan surat pembaca. Sifat opini adalah subjektif.
IV.
Bahasa
Jurnalistik
Karakteristik bahasa jurnalistik: singkat, padat, lugas, jelas, jernih,
menarik, demokratis, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari
penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah atau
etika bahasa baku.
V.
Penulisan
Berita
Secara sosiologis, berita
adalah semua hal yang terjadi di dunia. Menurut
Micthley V. Charmely (dalam Romli, 2009) mengemukakan berita adalah laporan
tercepat dari suatu peristiwa atau kejadia factual, penting, dan menarik bagi
sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.
Berita menampilkan fakta,
tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Peristiwa
bisa menjadi berita jika memiliki nilai berita yaitu cepat (actual), nyata
(factual), penting (menyangkut kepentingan orang banyak), dan menarik
(mengundang perhatian).
Jenis-jenis berita yang dikenal dalam
dunia jurnalistik, antara lain: straight news (berita langsung), depth news
(berita mendalam), investigation news (berita penyelidikan), interpretative
news (berita penilaian), opinion news (berita pendapat seorang ahli).
Tahap-tahap
penulisan berita:
1. Reportase
(hunting berita) merupakan kegiatan mencari bahan berita. Kegiatan ini bisa
dengan reportase langsung ke TKP, wawancara, dan riset kepustakaan (studi
dokumentasi).
2.
Menulis berita langsung
dengan bentuk piramida terbalik.
Teknik
penulisan berita langsung mengacu pada piramida terbalik. Artinya, menulis
dengan mengemukakan fakta/data penting kemudian diikuti bagian-bagian yang
kurang penting. Struktur ini memudahkan pembaca mendapatkan informasi dengan
cepat.
a. Judul
berita
b. Dateline
c. Lead/teras
berita
d. Isi
berita/body
a. Menentukan
teras berita (lead). Hal yang diperhatikan adalah menempati alinea pertama
tidak lebih dari tiga kalimat, antara 20-25 perkataan, mudah dipahami,
mendahulukan hal yang penting (seperti apa, siapa, tempat, dan waktu),
bagaimana dan mengapa terletak di tubuh berita, dan bisa pula berisi pernyataan
seseorang.
Contoh: Solo-Hari ini, Senin (21/10), tiga kelompok
terbang (Kloter) jemaah haji asal Indonesia tiba di tanah air dan mendarat di
Bandara Adi Soemarmo Solo. Kloter pertama dijadwalkan tiba pukul 04.25 WIB,
Kloter kedua pukul 09.15, dan kloter ketiga 23.18 WIB.
b. Menulis
judul/ kepala berita. Hal yang diperhatikan adalah memuat inti sari dari pokok
berita. Bisa berupa unsure apa dan siapa.
Contoh: Hari ini, Jemaah Haji Tiba di Bandara Adi
Soemarmo
c. Menulis
tubuh berita dengan menjelaskan urutan kronologis bagaimana terjadinya
peristiwa. Bisa memadukan kutipan wawancara dan observasi.
d. Menyunting
naskah berita.
3. Melaporkan
hasil berita ke redaktur desk dan redaktur pelaksana.
Daftar
Pustaka
Kusumaningrat, dkk.
2005. Jurnalistik Teori dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Romli, M. 2009. Jurnalistik Praktis untuk Pemula.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Sudiati, dkk. 2005. Menjadi Wartawan Muda. Yogyakarya:
Pustaka Widyatama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar