Kisi-kisi Materi UTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1
1. Laporan
2. Membaca memindai buku telepon
3. Membaca memindai ensiklopedia
4. Membaca denah
5. Unsur intrinsik drama
6. Surat dinas
7. Menulis naskah drama satu babak
8. Wawancara
9. Sinopsis novel
10. Kalimat aktif dan kalimat pasif
11. Pergeseran makna kata
12. Ringkasan dan akronim
Uraian materi
A. Laporan
Laporan adalah teks yang
berisi paparan peristiwa atau kegiatan yang telah dilakukan seseorang.
a. Fungsi laporan
a. Bahan pertanggungjawaban
b. Dokumentasi
c. Informasi
b. Jenis Laporan
1.
Laporan perjalanan
2.
Laporan kegiatan
3.
Laporan kunjungan
4.
Laporan praktikum
5.
Laporan penelitian
6.
Laporan hasil baca
c. Format Laporan
} Laporan formal
I. Pendahuluan
A. Latar belakang,
B. Tujuan
II. Isi
hasil kegiatan/ pembahasan (Pola urutan
waktu/tempat/kegiatan)
III. Penutup
A. Simpulan
B. Saran
} Laporan berita
Format berita
piramida terbalik
d. Pola penyajian laporan
a.
Pola urutan ruang : ditandai
dengan keterangan
tempat (di
tengah, di sebelah depan, di pinggir, di dekatnya, di sebuah panggung.)
Contoh: Di sebuah panggung, tampak
berjejer-jejer delapan buah beduk. Penabuhnya sudah bersiap di dekatnya. Suara
beduk ditingkahi bunyi ketipuk gendang dan seruling. Kedua alat pengiring itu
dimainkan empat orang dewasa. Di tengah panggung berdiri enam orang remaja
putri berbusana serba hijau sebagai penari.
b.
Pola urutan waktu: ditandai
dengan keterangan waktu (sebelumnya,
suatu hari, kemudian, akhirnya, lalu, setelah itu, dsb.)
Contoh: Suatu hari salah satu temanku mengajak
pergi ke supermarket. Tempatnya cukup jauh. Kami harus naik angkutan kota dua
kali untuk sampai ke tempat itu. Walaupun aku agak malas, tetapi aku mengiyakan
saja. Sebelumnya aku memberitahu orang tuaku di rumah. Ibu tampak gembira
karena ia sekalian menyuruhku membelikan keperluan dapur.
c.
Pola urutan kegiatan: ditandai dengan perbuatan.
B.
Membaca memindai buku telepon
a. Scanning
adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi dengan cepat
tanpa membaca yang lain.
b. Manfaat:
1) Mencari informasi di ensiklopedia
2) Mencari kata di kamus
3) Mencari informasi di buku telepon
c. Bagian utama buku telepon
A. Halaman putih (buku putih)
a.
Halaman daftar nomor telepon departemen, lembaga
negara, dan lembaga non departemen.
b.
Halaman nama daftar nomor
telepon pelanggan
pribadi
B. Halaman
kuning (buku kuning)
a.
Indeks
b.
Halaman daftar nama badan usaha.
d. Badan
usaha
a. Nama perusahan didahulukan kemudian
diikuti bentuk badan usaha.
CV Makmur maka
ditulis Makmur CV (Abjad M)
e. Petunjuk
halaman
Petunjuk abjad yang tertulis di atas
kiri dan kanan setiap halaman memudahan mencari.
Endang Purwaningsih carinya di halaman
ELL-END
f. Halaman
kuning
Memudahkan mencari badan usaha dengan
melihat indeks
g. Langkah mencari nama perusahaan dan jasa
1. Buka
halaman indeks pada lembaran buku kuning
2. Tentukanlah
klasifikasi jenis perusahaan yang dicari
3. Carilah
halaman sesuai nomor klasifikasi perusahaan.
4. Tentukanlah
huruf awal perusahaan yang dimaksud.
5. Temukan
nomor telepon perusahaan yang dicari.
h. Langkah mencari nama pelanggan
1. Tentukanlah
nama orang yang dicari.
2. Tentukanlah
huruf awal orang yang dimaksud.
3. Temukan
pada halaman buku putih secara cepat.
4. Catat
nomor telepon dan alamatnya.
C.
Membaca memindai ensiklopedia
a. Ensiklopedia
adalah buku acuan yang memuat kupasan tentang berbagai topik dan tema, misalnya
politik dan pemerintahan, pariwisata, flora dan fauna, perekonomian, dan
kebudayaan
b. Langkah mencari kata di ensiklopedia:
1.
Tentukan topik yang hendak dicari.
Seperti sastra.
2.
Bukalah secara cepat ensiklopedia sampai
pada deretan topik yang berhuruf /s/
3.
Memperlambat kecepatan membaca pada
deretan topik yang dicari
4.
Mencatat hal yang penting dari topik.
D.
Membaca denah
a. Denah
merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, atau arah suatu tempat.
b. Tujuan
pembuatan denah adalah agar dapat mengetahui tempat atau arah yang sebenarnya
sesuai dengan yang tertera pada denah tersebut.
c. Langkah membaca denah:
1.
Membaca judul denah
2.
Membaca arah mata angin
3.
Membaca simbol denah
ü
Simbol objek atau wilayah
gambar sawah,
rumah, tempat ibadah, dll.
ü
Warna simbol denah
warna biru:
laut, sungai, dananu. Hijau: sawah, ladang.
4.
Menghubungkan jalan dalam denah.
E.
Unsur intrinsik drama
a. Drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan lakuan dan
dialog
b. Unsur intrinsik drama:
1) Tema
Tema = ide gagasan
yang mendasari cerita
Tema → kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,
kecemburuan, dan sebagainya.
Tersirat
2) Penokohan
Berdasarkan
sifatnya:
1. Protagonis
= tokoh yang menampilkan kebaikan.
2.Antagonis= tokoh
jahat atau penentang kebaikan.
3.Tritagonis= tokoh
yang mendukung protagonis
Berdasarkan perannya:
1. Tokoh utama = Tokoh yang menentukan dalam cerita
2.Tokoh tambahan = Tokoh pendukung tokoh utama.
Cara mencari watak
tokoh: Penuturan
pengarang, Dialog, dan Perilaku
tokoh.
Contoh:
1. Penjelasan dari pengarang seperti:
(menyindir), (berdiri marah), (agak
bingung), dsb.
2. Dialog tokoh
Tokoh Maskun berwatak mengalami
kemarahan. Tergambar dari kata-kata yang kaku diucapkan.
Maskun: “Tidak” (Kata Maskun kaku dan
tidak berperasaan)
Maskun: “Tidak! Jangan!” (tetap kaku)
3) Alur
Alur = rangkaian peristiwa membentuk
suatu cerita.
Alur maju, mundur,
campuran
Fase alur :
Orientasi,-
Pemunculan masalah, -Peningkatan masalah - Klimaks, - Penyelesaian.
4) Latar
Latar terdiri 3 unsur:
1.
Latar tempat
2.
Latar waktu
3.
Latar suasana
5) Amanat
Amanat = pesan
moral pengarang kepada pembaca atau penonton.
Tersembunyi dalam
keseluruhan isi drama
6) Konflik
Konflik =
pertentangan yang terjadi antar tokoh.
Dalam
dialog/percakapan
Jenis konflik:
a. Konflik batin
b. Konflik sosial
c. Konflik antar
tokoh
c. Struktur drama
Prolog : Pembukaan peristiwa
dalam drama. Penjelasan karakter tokoh, suasana/ setting, dsb.
Dialog : Media kisahan yang
melibatkan antar tokoh dalam drama.
Epilog : Bagian terakhir dari
sebuah drama. Menyampaikan maksud cerita.
F.
Surat dinas
1. Berdasarkan isinya, surat dibedakan
menjadi 3:
·
Surat
pribadi : Surat yang berisi masalah
pribadi yang ditujukan kepada keluarga. surat undangan ulang tahun, surat
undangan pernikahan, surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dsb.
·
Surat
dinas/resmi : Surat yang berisi
masalah kedinasan yang dibuat oleh instansi dan ditujukan kepada pihak instansi
terkait. Surat keputusan, surat tugas, surat edaran, surat undangan rapat
dinas, dsb.
·
Surat
niaga/ dagang: Surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat permohonan lelang, surat
periklanan, surat tagihan, surat penawaran jasa, surat pesanan.
2. Contoh Surat Dinas
b. Bagian – bagian Surat
Kalian cermati kembali contoh surat
dinas di atas , surat sebagai alat komunikasi jarak jauh ( Surat Resmi / Dinas
) mempunyai tahapan / bagian – bagian diantaranya :
1. Kepala Surat
2. Tanggal Surat
3. Nomor surat
- Lampiran surat
- Perihal
4. Alamat yang dituju
5. Salam Pembuka
6. Pembuka surat
- Isi surat
- Penutup surat
7. Salam Penutup
8. Nama jelas dan tanda tangan
9. Tembusan
3. Aturan penulisan
a. Aturan penulisan alamat tujuan surat :
1. Tidak menggunakan kata ‘kepada’
tetapi kata ‘Yang Terhormat’ (Yth.)
2. Tidak menggunakan kata sapaan ‘Bapak
atau Ibu’ jika jabatan , kecuali ada
nama.
3. Kata Jalan tidak boleh disingkat.
4. Tidak perlu ditulis kata nomor, cukup
angka.
5. Sebelum nama kota tidak perlu diberi
kata ‘di’.
Yth. Bupati Batang
Jalan Kartini 1
Batang
Yth. Ibu Puji Astuti
Jalan Delima 10
Pekalongan
b. Penulisan tembusan
Tembusan adalah seseorang yang dianggap perlu mengetahui isi
surat. Nama
lainnya adalah Carbon copy (c.c)
Tembusan :
1. Rektor
2. Para Pembantu Rektor
3. Para Dekan
4.
Jenis – jenis surat dinas
1. Surat dinas dari instansi kepada
instansi
2. Surat dinas dari instansi kepada
perseorangan
3. Surat dinas dari perseorangan
kepada instansi
5. Karakteristik Surat
dinas
Surat dinas mempunyai karakteristik
yang berbeda dari surat lainnya. Surat Dinas / Resmi harus menggunakan bahasa
resmi dan bahasa yang baku. Surat dinas harus mencantumkan no , lampiran dan
perihal.
6. Menulis Surat Dinas
Dalam menulis Surat Dinas
perhatikanlah hal – hal berikut ;
1) Gunakan bahasa yang baku.
2) Tulislah berdasarkan / sesuai
urutan / bagian – bagian surat dinas.
3) Tulislah surat dinas sesuai
dengan format / bentuk surat dinas.
G.
Menulis naskah drama satu babak
Zaman dahulu, bermain drama tidak
memerlukan naskah tertulis. Mereka menghafalkan dialog, jalan cerita, dan
karakter tokohnya, misalnya ketoprak, ludruk, dan lenong. Siapa yang menulis
naskah drama? Apa isi naskah drama? Bagaimana kaidah penulisannya? Pernahkah
kalian menulis naskah drama? Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan
drama berikut!
1. Sumber penulisan
a. Ide atau imajinasi,
b. Cerita-cerita legenda, cerpen,
novel dan sebagainya, dan
c. Kejadian-kejadian/keadaan sosial
masyarakat.
2.
Bentuk naskah drama
Naskah drama berbentuk dialog-dialog
tokoh (disertai petunjuk/teknis permainan).
3.
Kaidah penulisan drama
Perhatikan contoh berikut!
Aman dan
Amat :
Selamat pagi! (Lalu kedua nona itu duduk di tempat duduknya masingmasing.
Sebentar kemudian bangkit lagi, lalu berkata kepada Aman)
Ningsih
: Saudara Aman, kalau Pak Tembak datang nanti, dan kami belum kembali, bilang
saja kami pergi ke Pasar Baru sebentar.
Aman
: (kaget) Lo! Saya tidak mau tanggung, Saudara. Dia sudah acap kali marahmarah
karena pegawainya tidak pernah ada di tempatnya masingmasing.( dikutip dari
naskah drama “Tuan Amin” karya Amal Hamzah)
Dari
contoh di atas, dapat disimpulkan kaidah penulisan drama.
a.
Kalimat dialog tidak menggunakan tanda petik (“…..”)
b.
Nama tokoh ditulis sejajar dengan dialog.
c. Penulisan petunjuk lakuan diberi tanda kurung.
Contoh:
Aman dan
Amat :
Selamat pagi ….
Ningsih
: Saudara Aman ….
Aman
: (kaget) Lo! ….
Model lain penulisan ialah nama
tokoh ditulis di atas dialog.
Aman dan Amat:
Selamat pagi ….
Ningsih:
Saudara Aman ….
c. Petunjuk lakuan (keterangan) ditulis dengan huruf yang berbeda atau dengan
huruf kapital. Petunjuk teknis ini boleh diletakkan pada awal, tengah, atau
akhir dialog.
4.
Langkah-langkah penulisan drama adalah
a. menentukan tema/topik,
b. menentukan isi cerita,
c. menentukan alur,
d. membuat kerangka,
e. mengembangkan kerangka, dan
f. melakukan evaluasi dan
pembenahan.
H.
Wawancara
1. Wawancara merupakan salah
satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai suatu hal. Wawancara memiliki
unsur-unsur yang harus terpenuhi. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada,
maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan.
2. Unsur-unsur wawancara
Adapun unsur-unsur wawancara
tersebut sebagai berikut.
a. Pewawancara atau orang yang
mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.
b. Narasumber atau informan atau
orang yang diwawancarai. Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan
sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang
diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal
informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli,
atau orang biasa.
c. Tema atau perihal yang
diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini,
tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.
d. Waktu atau kesempatan dan tempat.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam wawancara
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
sebelum berwawancara dengan narasumber adalah berikut.
a. Penguasaan materi, berkenaan
dengan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan.
b. Mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan.
c. Mempersiapkan diri secara mental
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misal: grogi atau nervous.
d. Mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk berwawancara, misal: alat rekam atau alat tulis.
4. Etika berwawancara
Adapun sebagai pewawancara, kalian
harus memahami etika berwawancara. Etika berwawancara di antaranya berikut.
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan
diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.
b. Menggunakan bahasa yang santun.
c. Menyampaikan pertanyaan secara
sistematis dan urut.
d. Fokus pada materi wawancara.
e. Tidak menyudutkan narasumber dan
tidak membuat tersinggung.
f. Tidak memancing pertanyaan yang
menjurus pada fitnah atau mengadu domba.
g. Bersikap objektif dan simpatik.
Etika atau santun berwawancara.
a. Memastikan kesediaan narasumber
untuk diwawancarai.
b. Mengawali
berwawancaradengansalam.
c. Menggunakan bahasa yang santun.
d. Menghindari pertanyaan yang
menyinggung.
e. Menyimpulkan isi informasi.
f. Meminta izin apabila hendak
memotret.
5. Langkah-langkah melakukan
wawancara:
a. Menetapkan tujuan
wawancara
Sebelum wawancara
dilakukan, perlu ditetapkan tujuan wawancara. Penetapan tujuan ini dilakukan
agar pertanyaan yang kalian ajukan kepada narasumber bisa terarah pada
informasi yang kita butuhkan sehingga wawancara akan berhasil.
b. Menyiapkan daftar
pertanyaan
Wawancara adalah
proses dialog antara orang yang mencari informasi dengan orang yang memberikan
informasi. Dalam dialog terjadi karena adanya pertanyaan dari pewawancara dan
jawaban dari narasumber.
c. Petunjuk penyusunan
daftar pertanyaan dalam wawancara.
1) Pertanyaan disusun
berdasarkan tujuan wawancara.
2) Upayakan satu
pertanyaan untuk menggali satu informasi.
3) Kalimat tanya
disusun dengan singkat dan jelas.
4) Daftar pertanyaan
dibicarakan dulu dengan orang yang lebih mengerti.
d. Melakukan wawancara
Proses melakukan
wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan. Meskipun tahapan itu bukan
merupakan tahapan baku, paling tidak tahapan-tahapan itu bisa menjadi pemandu
kalian dalam berwawancara agar bisa berhasil.
1) Pendahuluan
2) Pewawancara membuat
janji dulu dengan narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai.
Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber.
3) Pembukaan
4) Awalilah dengan
pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta
tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat.
5) Tahap inti
6) Ajukan pertanyaan
secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan.
Hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi.
7) Penutup
8) Akhiri wawancara
dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas
waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai.
e. Melaporkan hasil
wawancara
Hasil wawancara
dituliskan sebagai bentuk laporan.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun laporan hasil wawancara.
1) Perhatikan kaidah
penulisan laporan.
2) Jangan mencampuri
hasil wawancara dengan pendapat sendiri.
3) Pilihlah data yang
relevan dengan permasalahan.
4) Jaga nama baik
narasumber dan bila perlu jaga kerahasiaan identitas narasumber.
I.
Sinopsis novel
a. Sinopsis novel adalah ringkasan
cerita novel. Ringkasan novel adalah bentuk
pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik
novel tersebut.
b. Dalam sinopsis, keindahan gaya
bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap
mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya.
c. Sinopsis biasanya dibatasi oleh
jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh
dari panjang karangan asli.
d. Untuk menyusun sinopsis kamu dapat
melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut!
1. Bacalah novel!
2. Temukan hal-hal penting!
3. Siapa tokoh utama dan tokoh
pembantu dalam novel tersebut?
4. Apa saja peristiwa yang dialami
tokoh?
5. Bagaimana rentetan peristiwa yang
dialami tokoh?
6. Apa tema yang mendasari cerita
novel?
7. Pesan apa yang ingin disampaikan
pengarang?
J.
Kalimat aktif dan kalimat pasif
·
Kalimat Aktif dan Pasif
Kalimat aktif
adalah kalimat yang predikanya melakukan tindakan
Ciri – ciri kalimat aktif
1. Subjek
kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.
2. Predikatnya
selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-.
3. Memiliki
pola S P O K, S P O atau S P K
Contoh :
Ibu menyiram
bunga di taman.
S
P
K
Ayah membaca
koran.
S
P O
Polisi menangkap
buronan narkoba kemarin malam.
S
P
O
K
2 jenis:
a.
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat adalah kalimat
yang predikat atau verbanya selalu membutuhkan objek untuk dikenai tindakan.
Kata kerjanya
memiliki imbuhan me-, menye-, atau menge-
Contoh:
memukul, memberi, menyeberangkan, mengelompokkan, dan lain – lain.
Contoh :
Joni memukul
anjing itu hingga kesakitan.
S
P
O
K
Paman memberi
adik sebuah mainan.
S
P
O
pel
Anak kecil itu menyebrangkan
nenek yang berdiri di pinggir jalan.
S
P
O
pel
Guru mengelompokan
anak muridnya ke dalam beberapa kelompok.
S
P
O
K
Harimau menerkam
rusa sebagai buruannya.
S
P
O K
b.
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitfi
adalah kalimat yang predikat atau verbanya tidak memerlukan objek. Namun,
biasanya kalimat ini selalu diikuti dengan pelengkap (pel), dan keterangan (K).
Predikat pada
kalimat ini biasanya kata kerja yang diberi imbuhan ber – dan ter -.
Contoh :
bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa, tertidur, dan lain – lain.
Contoh :
Ayahku bekerja
di perusahaan nasional.
S
P
K
Budi belajar
dengan sangat giat.
S
P
K
Dena berterimakasih
kepada orang itu.
S P
pel.
Joni tertawa
melihat orang itu.
S
P
pel.
Aku tertidur
di sofa.
S
P K
K.
Pergeseran makna kata
1) Generalisasi : Cakupan makna sekarang lebih luas daripada
makna sebelumnya.
Contoh
jurusan,
ikan, baju, saudara, putra, kembang , putri , anak , saudara , dsb
2) Spesialisasi : Cakupan makna suatu kata lebih sempit daripada
makna sebelumnya.
Contoh:
Tukang, pendeta , sastra , dsb
3) Ameliorasi yaitu perubahan makna kata baru yang
nilai rasanya lebih tinggi daripada sebelumnya. (lebih
sopan)
4) Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai
rasanya lebih rendah daripada kata sebelumnya. (lebih kasar)
5) Sinestesia : Perubahan makna kata akibat pertukaran dua indera.
Misal, Enak (indrera perasa
dan indera pendengaran. )
Contoh:
Suara Anisa sangat enak
sekali di telinga.
6) Asosiasi
Kata yang mengalami
pergeseran makna karena memiliki persamaan sifat dengan makna lainnya.
Contoh : Kursi : merujuk tempat duduk
dan jabatan.
Saat
ini banyak orang berlomba – lomba memperebutkan kursi menteri.
L.
Ringkasan dan akronim
1) Singkatan adalah
bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
– M.B.A. = Master of Business Administration
– Bpk. = bapak
– Sdr. = saudara
– Kol. = kolonel.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
– M.B.A. = Master of Business Administration
– Bpk. = bapak
– Sdr. = saudara
– Kol. = kolonel.
b. Singkatan nama
resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
– DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
– PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
– GBHN = Garis-garis Besar Haluan Negara
– SMTP = Sekolah Menengah Tingkat Pertama
– PT = Perseroan Terbatas
– KTP = Kartu Tanda Penduduk.
Misalnya:
– DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
– PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
– GBHN = Garis-garis Besar Haluan Negara
– SMTP = Sekolah Menengah Tingkat Pertama
– PT = Perseroan Terbatas
– KTP = Kartu Tanda Penduduk.
c. Singkatan umum
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
– dll. = dan lain-lain
– a.n. = atas nama
– d.a. = dengan alamat
– u.b. = untuk beliau
– u.p. = untuk perhatian
– s.d. = sampai dengan
– dsb. = dan sebagainya
– dst. = dan seterusnya
– hlm. = halaman
– sda. = sama dengan atas
– Yth. = Yang terhormat.
Misalnya:
– dll. = dan lain-lain
– a.n. = atas nama
– d.a. = dengan alamat
– u.b. = untuk beliau
– u.p. = untuk perhatian
– s.d. = sampai dengan
– dsb. = dan sebagainya
– dst. = dan seterusnya
– hlm. = halaman
– sda. = sama dengan atas
– Yth. = Yang terhormat.
2) Akronim adalah
singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
– LAN = Lembaga Administrasi Negara
– PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
– LAN = Lembaga Administrasi Negara
– PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
b. Akronim nama
diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
– Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
– Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.
Misalnya:
– Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
– Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.
c. Akronim yang
bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
– pemilu = pemilihan umum
– radar = radio detecting and ranging
– rapim = rapat pimpinan.
Misalnya:
– pemilu = pemilihan umum
– radar = radio detecting and ranging
– rapim = rapat pimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar