Kamis, 29 September 2016

Kisi-kisi UTS 1 Kelas 8 dan ringkasan materi



*      Kisi-kisi Materi UTS Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 1
1.      Laporan
2.      Membaca memindai buku telepon
3.      Membaca memindai ensiklopedia
4.      Membaca denah
5.      Unsur intrinsik drama
6.      Surat dinas
7.      Menulis naskah drama satu babak
8.      Wawancara
9.      Sinopsis novel
10.  Kalimat aktif dan kalimat pasif
11.  Pergeseran makna kata
12.  Ringkasan dan akronim

*      Uraian materi
A.    Laporan
Laporan adalah teks yang berisi paparan peristiwa atau kegiatan yang telah dilakukan seseorang.
a. Fungsi laporan
a. Bahan pertanggungjawaban
b. Dokumentasi
c. Informasi
b. Jenis Laporan
1.      Laporan perjalanan
2.      Laporan kegiatan         
3.      Laporan kunjungan      
4.      Laporan praktikum
5.      Laporan penelitian
6.      Laporan hasil baca
c. Format Laporan
}  Laporan formal
I. Pendahuluan
   A. Latar belakang,
   B. Tujuan
II. Isi
    hasil kegiatan/ pembahasan (Pola urutan waktu/tempat/kegiatan)
III. Penutup
A.    Simpulan
B.     Saran
}  Laporan berita
Format berita piramida terbalik
d. Pola penyajian laporan
a.      Pola urutan ruang : ditandai dengan  keterangan tempat (di tengah, di sebelah depan, di pinggir, di dekatnya, di sebuah panggung.)
Contoh: Di sebuah panggung, tampak berjejer-jejer delapan buah beduk. Penabuhnya sudah bersiap di dekatnya. Suara beduk ditingkahi bunyi ketipuk gendang dan seruling. Kedua alat pengiring itu dimainkan empat orang dewasa. Di tengah panggung berdiri enam orang remaja putri berbusana serba hijau sebagai penari.
b.      Pola urutan waktu: ditandai dengan keterangan waktu (sebelumnya, suatu hari, kemudian, akhirnya, lalu, setelah itu, dsb.)
Contoh: Suatu hari salah satu temanku mengajak pergi ke supermarket. Tempatnya cukup jauh. Kami harus naik angkutan kota dua kali untuk sampai ke tempat itu. Walaupun aku agak malas, tetapi aku mengiyakan saja. Sebelumnya aku memberitahu orang tuaku di rumah. Ibu tampak gembira karena ia sekalian menyuruhku membelikan keperluan dapur.
c.       Pola urutan kegiatan: ditandai dengan perbuatan.


B.     Membaca memindai buku telepon
a.       Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi dengan cepat tanpa membaca yang lain.
b.      Manfaat:
1)      Mencari informasi di ensiklopedia
2)      Mencari kata di kamus
3)      Mencari informasi di buku telepon
c.       Bagian utama buku telepon
A. Halaman putih (buku putih)
a.       Halaman daftar nomor telepon departemen, lembaga negara, dan lembaga non departemen.
b.      Halaman nama daftar nomor telepon pelanggan pribadi
B. Halaman kuning  (buku kuning)
a.       Indeks
b.      Halaman daftar nama badan usaha.
d.      Badan usaha
a. Nama perusahan didahulukan kemudian diikuti bentuk badan usaha.
CV Makmur maka ditulis Makmur CV (Abjad M)
e.       Petunjuk halaman
Petunjuk abjad yang tertulis di atas kiri dan kanan setiap halaman memudahan mencari.
Endang Purwaningsih carinya di halaman
ELL-END
f.       Halaman kuning
Memudahkan mencari badan usaha dengan melihat indeks
g.      Langkah mencari nama perusahaan dan jasa
1.      Buka halaman indeks pada lembaran buku kuning
2.      Tentukanlah klasifikasi jenis perusahaan yang dicari
3.      Carilah halaman sesuai nomor klasifikasi perusahaan.
4.      Tentukanlah huruf awal perusahaan yang dimaksud.
5.      Temukan nomor telepon perusahaan yang dicari.
h.      Langkah mencari nama pelanggan
1.      Tentukanlah nama orang yang dicari.
2.      Tentukanlah huruf awal orang yang dimaksud.
3.      Temukan pada halaman buku putih secara cepat.
4.      Catat nomor telepon dan alamatnya.

C.    Membaca memindai ensiklopedia
a.       Ensiklopedia adalah buku acuan yang memuat kupasan tentang berbagai topik dan tema, misalnya politik dan pemerintahan, pariwisata, flora dan fauna, perekonomian, dan kebudayaan
b.      Langkah mencari kata di ensiklopedia:
1.      Tentukan topik yang hendak dicari. Seperti sastra.
2.      Bukalah secara cepat ensiklopedia sampai pada deretan topik yang berhuruf /s/
3.      Memperlambat kecepatan membaca pada deretan topik yang dicari
4.      Mencatat hal yang penting dari topik.
D.    Membaca denah
a.       Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, atau arah suatu tempat.
b.      Tujuan pembuatan denah adalah agar dapat mengetahui tempat atau arah yang sebenarnya sesuai dengan yang tertera pada denah tersebut.
c.       Langkah membaca denah:
1.      Membaca judul denah
2.      Membaca arah mata angin
3.      Membaca simbol denah
ü  Simbol objek atau wilayah
      gambar sawah, rumah, tempat ibadah, dll.
ü  Warna simbol denah
      warna biru: laut, sungai, dananu. Hijau: sawah, ladang.
4.      Menghubungkan jalan dalam denah.

E.     Unsur intrinsik drama
a.       Drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan lakuan dan dialog
b.      Unsur intrinsik drama:
1)      Tema
Tema = ide gagasan yang mendasari cerita
Tema   kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.
Tersirat
2)      Penokohan
Berdasarkan sifatnya:
1. Protagonis = tokoh yang menampilkan kebaikan.
2.Antagonis= tokoh jahat atau penentang kebaikan.
3.Tritagonis= tokoh yang mendukung protagonis
Berdasarkan perannya:
1. Tokoh utama = Tokoh yang menentukan dalam cerita
2.Tokoh tambahan = Tokoh pendukung tokoh utama.
Cara mencari watak tokoh: Penuturan pengarang, Dialog, dan Perilaku tokoh.
Contoh:
1. Penjelasan dari pengarang seperti:
(menyindir), (berdiri marah), (agak bingung), dsb.
2. Dialog tokoh
Tokoh Maskun berwatak mengalami kemarahan. Tergambar dari kata-kata yang kaku diucapkan.
Maskun: “Tidak” (Kata Maskun kaku dan tidak berperasaan)
Maskun: “Tidak! Jangan!” (tetap kaku)
3)      Alur
Alur =  rangkaian peristiwa membentuk suatu cerita.
Alur maju, mundur, campuran
Fase alur :
Orientasi,- Pemunculan masalah, -Peningkatan masalah - Klimaks, - Penyelesaian.
4)      Latar
  Latar terdiri 3 unsur:
1.      Latar tempat
2.      Latar waktu
3.      Latar suasana
5)      Amanat
Amanat = pesan moral pengarang kepada pembaca atau penonton.
Tersembunyi dalam keseluruhan isi drama
6)      Konflik
Konflik = pertentangan yang terjadi antar tokoh.
Dalam dialog/percakapan
Jenis konflik:
a. Konflik batin
b. Konflik sosial
c. Konflik antar tokoh
c. Struktur drama
  Prolog        : Pembukaan peristiwa dalam drama. Penjelasan karakter tokoh, suasana/ setting, dsb.
  Dialog       : Media kisahan yang melibatkan antar tokoh dalam drama.
  Epilog        : Bagian terakhir dari sebuah drama. Menyampaikan maksud cerita.
F.     Surat dinas
1.      Berdasarkan isinya, surat dibedakan menjadi 3:
·         Surat pribadi   : Surat yang berisi masalah pribadi yang ditujukan kepada keluarga. surat undangan ulang tahun, surat undangan pernikahan, surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dsb.
·         Surat dinas/resmi         : Surat yang berisi masalah kedinasan yang dibuat oleh instansi dan ditujukan kepada pihak instansi terkait. Surat keputusan, surat tugas, surat edaran, surat undangan rapat dinas, dsb.
·         Surat niaga/ dagang: Surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat permohonan lelang, surat periklanan, surat tagihan, surat penawaran jasa, surat pesanan.
2.      Contoh Surat Dinas


b. Bagian – bagian Surat
Kalian cermati kembali contoh surat dinas di atas , surat sebagai alat komunikasi jarak jauh ( Surat Resmi / Dinas ) mempunyai tahapan / bagian – bagian diantaranya :

1. Kepala Surat
2. Tanggal Surat
3. Nomor surat
- Lampiran surat
- Perihal
4. Alamat yang dituju
5. Salam Pembuka
6. Pembuka surat
- Isi surat
- Penutup surat
7. Salam Penutup
8. Nama jelas dan tanda tangan
9. Tembusan
3. Aturan penulisan
a. Aturan penulisan alamat tujuan surat :
1.      Tidak menggunakan kata ‘kepada’ tetapi kata ‘Yang Terhormat’ (Yth.)
2.      Tidak menggunakan kata sapaan ‘Bapak atau Ibu’ jika jabatan , kecuali ada nama.
3.      Kata Jalan tidak boleh disingkat.
4.      Tidak perlu ditulis kata nomor, cukup angka.
5.      Sebelum nama kota tidak perlu diberi kata ‘di’.

Yth. Bupati Batang
Jalan Kartini 1
Batang

Yth. Ibu Puji Astuti
Jalan Delima 10
Pekalongan

b. Penulisan tembusan
Tembusan adalah seseorang yang dianggap perlu mengetahui isi surat. Nama lainnya adalah Carbon copy (c.c)
Tembusan :
1.      Rektor
2.      Para Pembantu Rektor
3.      Para Dekan
4.  Jenis – jenis surat dinas
1. Surat dinas dari instansi kepada instansi
2. Surat dinas dari instansi kepada perseorangan
3. Surat dinas dari perseorangan kepada instansi
5.  Karakteristik Surat dinas
Surat dinas mempunyai karakteristik yang berbeda dari surat lainnya. Surat Dinas / Resmi harus menggunakan bahasa resmi dan bahasa yang baku. Surat dinas harus mencantumkan no , lampiran dan perihal.
6. Menulis Surat Dinas
Dalam menulis Surat Dinas perhatikanlah hal – hal berikut ;
1) Gunakan bahasa yang baku.
2) Tulislah berdasarkan / sesuai urutan / bagian – bagian surat dinas.
3) Tulislah surat dinas sesuai dengan format / bentuk surat dinas.

G.    Menulis naskah drama satu babak

Zaman dahulu, bermain drama tidak memerlukan naskah tertulis. Mereka menghafalkan dialog, jalan cerita, dan karakter tokohnya, misalnya ketoprak, ludruk, dan lenong. Siapa yang menulis naskah drama? Apa isi naskah drama? Bagaimana kaidah penulisannya? Pernahkah kalian menulis naskah drama? Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan drama berikut!
1. Sumber penulisan
a. Ide atau imajinasi,
b. Cerita-cerita legenda, cerpen, novel dan sebagainya, dan
c. Kejadian-kejadian/keadaan sosial masyarakat.

2. Bentuk naskah drama
Naskah drama berbentuk dialog-dialog tokoh (disertai petunjuk/teknis permainan).
3. Kaidah penulisan drama
Perhatikan contoh berikut!
Aman dan Amat            : Selamat pagi! (Lalu kedua nona itu duduk di tempat duduknya masingmasing. Sebentar kemudian bangkit lagi, lalu berkata kepada Aman)
Ningsih                                    : Saudara Aman, kalau Pak Tembak datang nanti, dan kami belum kembali, bilang saja kami pergi ke Pasar Baru sebentar.
Aman                           : (kaget) Lo! Saya tidak mau tanggung, Saudara. Dia sudah acap kali marahmarah karena pegawainya tidak pernah ada di tempatnya masingmasing.( dikutip dari naskah drama “Tuan Amin” karya Amal Hamzah)

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan kaidah penulisan drama.
a. Kalimat dialog tidak menggunakan tanda petik (“…..”)
b. Nama tokoh ditulis sejajar dengan dialog.
c. Penulisan petunjuk lakuan diberi tanda kurung.

Contoh:
Aman dan Amat            : Selamat pagi ….
Ningsih                                    : Saudara Aman ….
Aman                           : (kaget) Lo! ….
Model lain penulisan ialah nama tokoh ditulis di atas dialog.

Aman dan Amat:
Selamat pagi ….

Ningsih:
Saudara Aman ….

c. Petunjuk lakuan (keterangan) ditulis dengan huruf yang berbeda atau dengan huruf kapital. Petunjuk teknis ini boleh diletakkan pada awal, tengah, atau akhir dialog.

4. Langkah-langkah penulisan drama adalah
a. menentukan tema/topik,
b. menentukan isi cerita,
c. menentukan alur,
d. membuat kerangka,
e. mengembangkan kerangka, dan
f. melakukan evaluasi dan pembenahan.

H.    Wawancara

1. Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai suatu hal. Wawancara memiliki unsur-unsur yang harus terpenuhi. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan.
2. Unsur-unsur wawancara
Adapun unsur-unsur wawancara tersebut sebagai berikut.
a. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.
b. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa.
c. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.
d. Waktu atau kesempatan dan tempat.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berwawancara dengan narasumber adalah berikut.
a. Penguasaan materi, berkenaan dengan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan.
b. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan.
c. Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misal: grogi atau nervous.
d. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk berwawancara, misal: alat rekam atau alat tulis.
4. Etika berwawancara
Adapun sebagai pewawancara, kalian harus memahami etika berwawancara. Etika berwawancara di antaranya berikut.
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.
b. Menggunakan bahasa yang santun.
c. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.
d. Fokus pada materi wawancara.
e. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.
f. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba.
g. Bersikap objektif dan simpatik.
Etika atau santun berwawancara.
a. Memastikan kesediaan narasumber untuk diwawancarai.
b. Mengawali berwawancaradengansalam.
c. Menggunakan bahasa yang santun.
d. Menghindari pertanyaan yang menyinggung.
e. Menyimpulkan isi informasi.
f. Meminta izin apabila hendak memotret.
5. Langkah-langkah melakukan wawancara:
a. Menetapkan tujuan wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, perlu ditetapkan tujuan wawancara. Penetapan tujuan ini dilakukan agar pertanyaan yang kalian ajukan kepada narasumber bisa terarah pada informasi yang kita butuhkan sehingga wawancara akan berhasil.
b. Menyiapkan daftar pertanyaan
Wawancara adalah proses dialog antara orang yang mencari informasi dengan orang yang memberikan informasi. Dalam dialog terjadi karena adanya pertanyaan dari pewawancara dan jawaban dari narasumber.
c. Petunjuk penyusunan daftar pertanyaan dalam wawancara.
1) Pertanyaan disusun berdasarkan tujuan wawancara.
2) Upayakan satu pertanyaan untuk menggali satu informasi.
3) Kalimat tanya disusun dengan singkat dan jelas.
4) Daftar pertanyaan dibicarakan dulu dengan orang yang lebih mengerti.
d. Melakukan wawancara
Proses melakukan wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan. Meskipun tahapan itu bukan merupakan tahapan baku, paling tidak tahapan-tahapan itu bisa menjadi pemandu kalian dalam berwawancara agar bisa berhasil.
1) Pendahuluan
2) Pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai. Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber.
3) Pembukaan
4) Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat.
5) Tahap inti
6) Ajukan pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan. Hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi.
7) Penutup
8) Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai.
e. Melaporkan hasil wawancara
Hasil wawancara dituliskan sebagai bentuk laporan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan hasil wawancara.
1) Perhatikan kaidah penulisan laporan.
2) Jangan mencampuri hasil wawancara dengan pendapat sendiri.
3) Pilihlah data yang relevan dengan permasalahan.
4) Jaga nama baik narasumber dan bila perlu jaga kerahasiaan identitas narasumber.

I.       Sinopsis novel

a.       Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel tersebut.
b.      Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya.
c.       Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli.
d.      Untuk menyusun sinopsis kamu dapat melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut!
1. Bacalah novel!
2. Temukan hal-hal penting!
3. Siapa tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel tersebut?
4. Apa saja peristiwa yang dialami tokoh?
5. Bagaimana rentetan peristiwa yang dialami tokoh?
6. Apa tema yang mendasari cerita novel?
7. Pesan apa yang ingin disampaikan pengarang?

J.      Kalimat aktif dan kalimat pasif

·         Kalimat Aktif dan Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikanya melakukan tindakan
Ciri – ciri kalimat aktif
1. Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.
2. Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-.
3. Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K
Contoh :
Ibu   menyiram bunga di taman.
  S              P                    K   
Ayah membaca   koran.
    S              P         O
Polisi   menangkap   buronan narkoba      kemarin malam.
     S              P                         O                        K

2 jenis:
a.       Kalimat Aktif Transitif
Kalimat adalah kalimat yang predikat atau verbanya selalu membutuhkan objek untuk dikenai tindakan.
Kata kerjanya memiliki imbuhan me-, menye-, atau menge-
Contoh: memukul, memberi, menyeberangkan, mengelompokkan, dan lain – lain.
Contoh :
Joni memukul anjing itu hingga kesakitan.
    S          P             O                      K
Paman  memberi  adik  sebuah mainan.
    S              P            O               pel
Anak kecil itu  menyebrangkan  nenek  yang berdiri di pinggir jalan.
    S                        P                      O                  pel  
Guru mengelompokan anak muridnya ke dalam beberapa kelompok.
    S               P                             O                         K
Harimau menerkam rusa sebagai buruannya.
    S                P                O           K
b.      Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitfi adalah kalimat yang predikat atau verbanya tidak memerlukan objek. Namun, biasanya kalimat ini selalu diikuti dengan pelengkap (pel), dan keterangan (K).
Predikat pada kalimat ini biasanya kata kerja yang diberi imbuhan ber – dan ter -. 
Contoh : bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa, tertidur, dan lain – lain.
Contoh :
Ayahku  bekerja  di perusahaan nasional.
   S               P                          K
Budi  belajar  dengan  sangat giat.
   S          P                  K
Dena  berterimakasih  kepada orang itu.
  S            P                           pel.
Joni  tertawa  melihat orang itu.
   S          P                pel.
Aku  tertidur  di sofa.
   S         P          K

K.    Pergeseran makna kata
1)      Generalisasi : Cakupan makna sekarang lebih luas daripada makna sebelumnya.
Contoh
                  jurusan, ikan, baju, saudara, putra, kembang , putri , anak , saudara , dsb
2)      Spesialisasi : Cakupan makna suatu kata lebih sempit daripada makna sebelumnya.
            Contoh:
Tukang, pendeta , sastra , dsb
3)      Ameliorasi yaitu perubahan makna kata baru yang nilai rasanya lebih tinggi daripada sebelumnya.  (lebih sopan)
4)      Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah daripada kata sebelumnya. (lebih kasar)
5)      Sinestesia : Perubahan makna kata akibat pertukaran dua indera.
            Misal, Enak (indrera perasa dan indera pendengaran. )
Contoh:
Suara Anisa sangat enak sekali di telinga. 
6)      Asosiasi
Kata yang mengalami pergeseran makna karena memiliki persamaan sifat dengan makna lainnya.  
Contoh :          Kursi : merujuk tempat duduk dan jabatan.
                        Saat ini banyak orang berlomba – lomba memperebutkan kursi menteri. 

L.     Ringkasan dan akronim
1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.    Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
–    M.B.A. = Master of Business Administration
–    Bpk. = bapak
–    Sdr. = saudara
–    Kol. = kolonel.
b.    Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
–    DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
–    PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
–    GBHN = Garis-garis Besar Haluan Negara
–    SMTP = Sekolah Menengah Tingkat Pertama
–    PT = Perseroan Terbatas
–    KTP = Kartu Tanda Penduduk.
c.    Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
–    dll. = dan lain-lain
–    a.n. = atas nama
–    d.a. = dengan alamat
–    u.b. = untuk beliau
–    u.p. = untuk perhatian
–    s.d. = sampai dengan
–    dsb. = dan sebagainya
–    dst. = dan seterusnya
–    hlm. = halaman
–    sda. = sama dengan atas
–    Yth. = Yang terhormat.
2) Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a.    Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
–    LAN = Lembaga
Administrasi Negara
–    PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
b.    Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
–    Bappenas = Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
–    Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.
c.    Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
–    pemilu = pemilihan umum
–    radar = radio detecting and ranging
–    rapim = rapat pimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar