Tidak terasa sudah hampir tiga tahun kita memadu kasih berdua. Lika liku kehidupan, pahit getir perasaan, dan naik turun suasana sudah kita rasakan berdua. Kottabarat menjadi saksi awal pertemuan kita pada awal bulan tahun 2013. Kottabarat menjadi lembaran sejarah benih-benih cinta mulai bersemi. Pertemuan yang tak terencana, pertemuan yang tak pernah dipikirkan sebelumnya bahkan dua atau tiga tahun sebelumnya. Ternyata, Allah SWT punya rencana lain. Kita dipertemukan di Kottabarat.
Melihat sejarah riwayat hidup masing-masing terasa geli. Banyak persamaan di antara kita. Satu almamater universitas, satu fakultas, satu jurusan, dan satu kabupaten. Hanya, aku lulus kuliah tahun 2007, malah engkau masuk kuliah tahun itu juga. Gak ketemu. Ehm.... Namun, akhirnya bisa bertemu di Kottabarat tahun 2013. Rencana Allah SWT memang tidak bisa disangka-sangka.
Setelah ikrar janji suci diabadikan dalam lembaran putih bersampul hijau, ada coretan tangan kita berdua yang disahkan oleh penghulu dan para saksi. Kemudian kita memantapkan berdiri di atas kapal yang sama untuk mengarungi samudra kehidupan. Banyak lontaran ucapan selamat disertai senyuman bahagia. Banyak tanda mata yang didapatkan. Hari itu sungguh hari kemenangan bagiku. Hari itu sungguh hari kemerdekaan sesungguhnya bagi diriku, walaupun memang secara defakto hari itu adalah hari ulang tahun kemerdekaan seluruh bangsa Indonesia. Sukses dan tuntas sudah diri ini menjaga godaan gejolak remaja yang penuh nuansa. Alhamdulillah ... Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama’a bainakuma fi khoiri. Amin.
Istriku adalah wanita nomor satu dalam bahteraku. Istriku adalah wanita nomor dua dalam keluarga besarku, setelah emakku. Wanita dalam bahasa Jawa memiliki kerata basa atau jarwa dhosok adalah wanita ing tata. Begitu pula istriku, setelah menjalin hati denganku, ia menjadi seseorang yang mau ditata, walaupun sebenarnya sudah temata. Tuntas dari kawah candradimuka dengan menyandang Sarjana Pendidikan, yang memang disiapkan untuk menjadi pengajar, tentunya sudah memang sudah temata dari segala aspek. Namun, tetap merujuk pada firman Allah SWT bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, saya berusaha
untuk menjadi pemimpin yang baik buat wanitaku. Seraya terus berdoa, “ Ya Allah jadikanlah istriku dan keturunanku menjadi penyejuk hatiku dan jadikanlah saya menjadi pemimpin bagi orang yang bertakwa.” Amin.
Ungkapan-ungkapan cinta selalu menghiasi kehidupan untuk menjaga keutuhan hubungan. Dari panggilan sayang hingga berdua menyantap hidangan selalu terjaga. Mencontoh apa yang disampaikan W.S Rendra dengan puisinya Dik Narti yang fenonemal. Puisi itu sarat tema percintaan dimana menggambarkan ungkapan penyair terhadap kekasihnya. Perasaan yang muncul adalah gambaran perasaan cinta yang begitu bahagia. Dalam puisi itu, Rendra juga berpesan bahwa saling menghargai antara dua kekasih merupakan landasan lestarinya cinta. Cinta bukan nafsu melainkan panggilan Tuhan. Begitu luar biasa.
Surat CintaKutulis surat ini
Kala hujan gerimis
Bagai bunyi tambur mainan
Anak-anak peri dunia yang gaib
Dan angin mendesah mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti
Aku cinta kepadamu
............
Dapur rumah selalu kemebul menjadi tanda bahwa ada kehidupan di rumah. Hampir setiap pagi istriku selalu menyempatkan untuk berbelanja sayur di dekat rumah untuk dimasak. Sebagai suami, saya berusaha menyemangati dengan menemani berbelanja dan mencukupi kebutuhan dapur. Istriku cakap memasak. Dari masakan sederhana hingga kelas restoran berbintang-bintang. Ada capjay, nasi goreng, sambel goreng, balado telor, kangkung, orak arik, rica-rica ayam, hingga pare. Uniknya setiap selesai memasak pasti diupload ke media sosial. Dalam hatiku, “Kalau tetangga tahu masakan dan kepingin,terus gimana ya ....?” Itulah istriku. Tapi, aku bangga kepada istriku. Ia cakap 3 M, Masak, Macak, dan Manak. Aryanto, Juni 2016






